Home Advetorial Penggunaan Metode Bermain Peran Dalam Pengembangan Sosial Emosional PAUD Pada KBM TK

Penggunaan Metode Bermain Peran Dalam Pengembangan Sosial Emosional PAUD Pada KBM TK

251
0

Anak usia dini merupakan seorang anak yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat, yaitu usia anak 0-8 tahun yang disebut dengan “golden age” dimana anak memiliki berbagai karakter yang berbeda-beda yaitu anak bersifat egosentris, unik, imajinatif, rasa ingin tahu yang tinggi, dan sebagainya.

Pada masa periode emas ini, anak membutuhkan seseorang yang lebih tua darinya dalam masa perkembangannya, sehingga anak dapat berkembang sesuai dengan sebagaimana semestinya dan sesuai dengan tingkat usia perkembangannya. Orang yang lebih tua disini yang dimaksud yaitu orang dewasa, orangtua dan gurunya disekolah yang berperan mengambil alih dalam memberikan rangsangan untuk perkembangan anak.

Semua aspek perkembangan tersebut hendaknya berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangan dan usianya. Jika ada anak yang tidak mengalami perkembangan sesuai dengan tingkat usianya maka anak tersebut akan mengalami keterlambatan dalam perkembangan aspek tersebut, disini guru harus memahami tingkat perkembangan anak dan rangsangan yang diberikan kepada anak tersebut sehingga mencapai aspek perkembangan yang diharapkan.

Untuk itu guru harus memiliki strategi dan metode belajar yang bervariasi dan menarik untuk anak. Salah satunya yaitu pembelajaran yang dapat mengembangan emosional anak yaitu dengan metode bermain peran, dimana anak sangat senang jika bermain maka pembelajaran dapat dilakukan sambil bermain. Bermain peran bagi anak merupakan dunianya dimana anak bisa mengembangkan imajinasinya sesuai dengan karakter tokoh dalam cerita tersebut melalui bimbingan dari guru.

Emosi adalah suatu kondisi yang terstimulasi dari organisme meliputi perubahan yang disadari, yang sifatnya mendalam, dan terjadi perubahan perilaku. Gohm dan Clore (2002) membagi emosi dari akibatnya ada dua yaitu:

  1. Emosi positif

Emosi positif yaitu emosi yang memberikan dampak baik atau meyenangkan dan membuat  kita nyaman. Misalnya : senang, gembira, santai, lucu dan sebagainya.

  1. Emosi Negatif

Emosi Negative yaitu emosi yang memberikan dampak tidak menyenangkan dan membuat kita tidak nyaman. Misalnya : kecewa, sedih, depresi, marah dan sebagainya. (Triantoro, 2012).

 Beberapa hal yang mempengaruhi variasi emosi pada individu yaitu :

  1. Kondisi anak, baik kondisi fisik maupun kondisi psikis sangat menentukan bagaimana emosi yang dimunculkan oleh anak
  2. Reaksi sosial, jika anak menerima reaksi sosial yang tidak mengenakan maka reaksi emosi anak jarang terlihat atau tampak.
  3. Kondisi lingkungan sekitar anak, dalam hal ini jika anak berada dalam lingkungan yang jenis kelamin sejenis maka akan sering muncul emosi dan lebih mudah
  4. Jumlah anggota dalam keluarga, hal ini juga mempengaruhui bagaimana emosi anak, jika anak berada dalam jumlah anggota keluarga yang banyak maka anak akan mudah mengeluarkan emosi.
  5. Pola asuh orangtua, anak dengan pola asuh yang otoriter lebih cendrung mendorong emosi cemas dan takut, namum tidak selalu seperti itu tapi kebanyakan.
  6. Status sosial ekonomi keluarga, biasanya anak yang status ekonominya renda akan mengembangkan rasa takut jika dibandingkan dengan anak yang status sosialnya tinggi. (Mashar, 2011)

Tahapan dalam pembelajaran metode bermain peran menurut Djamarah (2002) yaitu : a. Guru mengemukakan masalah yang dekat dengan lingkungan anak, sehingga anak tertarik untuk mencari solusinya

  1. Memilih peran sesuai dengan masalah yang diangkat tadi, dan guru menjelaskan karakter peran dan apa yang harus dilakukan masing-masing anak
  2. Menyusun cara bermain peran sesuai dengan dialog yang disusun oleh guru
  3. Siswa yang tidak ikut bermain peran akan menjadi pegamat
  4. Siswa melakukan bermain peran sesuai dengan scenario
  5. Melakukan evaluasi dengan cara diskusi
  6. Dan terakhir mengambil kesimpulan (Jumanta, 2014)

Kelebihan metode bermain peran:

  1. Semua siswa bisa ikur serta dan mengembangkan kemampuan sosial emosional anak dalam bermain peran
  2. Siswa bebas mengutarakan apa yang dia rasakan
  3. Metode bermain peran bisa dilakukan dalam kondisi dan waktu yang berbeda dengan mudah d. Guru dengan mudah mengamati perkembangan anak secara utuh saat bermain peran
  4. Metode bermain peran merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak (Jumanta, 2014)

Kelemahan metode bermain peran yaitu:

  1. Anak yang tidak ikut serta bermain peran menjadi kurang aktif dan tidak bisa mengembangkan sosial emosional anak
  2. Memerlukan waktu yang cukup banyak
  3. Membutuhkan tempat yang luas
  4. Kelas yang lain akan merasa terganggu karena suara dari anak yang ikut bemain peran dan suara dari siswa yang jadi pengamat. (Jumanta, 2014)

Manfaat bermain peran bagi anak selain untuk pengembangan emosional anak yaitu :

  1. a) Mengembangkan imajinasi anak, sehingga anak menjadi kreatif dalam melakukan kegiatan bermain peran, misalnya anak menjadi payung sebagai tongkat yang biasa di pakai oleh kakekkakek atau nenek-nenek,
  2. b) Kosakata anak bertambah, biasanya anak hanya meniru kata yang diucapkan oleh orang di sekitarnya saja, melalui kegiatan bermain peran anak menemukan kosakata baru sehingga bahasa anak berkembang.
  3. c) Anak akan menjadi percaya diri, misalnya anak akan merasa senang ketika ia memerenkan peran tokoh polisi, karena ia bangga sudah bisa menjadi seperti peran orang dewasa
  4. d) Motorik anak juga berkembang, dimana saat anak bermain peran anak akan berlarian atau berjalan sesuai dengan karakter yang ia perankan. (Shaleha, 2017)

Metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan emosional anak, melalui metode bermain peran anak dapat mengungkapkan apa yang anak rasakan tanpa takut, malu, ataupun tekanan dari siapapun. Contohnya pada saat melakukan metode bermain peran anak bisa menyalurkan emosi yang ada pada dirinya, misalnya saat anak memerankan peran menjadi dokter, anak menjadi senang saat memerankan peran dokter karena ia bisa membantu mengobati orang sakit.

Selain itu metode bermain peran juga bermanfaat untuk aspek perkembangan lainnya yaitu :

  1. kepercayaan diri anak akan tumbuh, dengan bermain peran anak akan menjadi percaya diri, seperti saat anak memerankan peran dokter, anak akan merasakan senangnya menjadi dokter yang bisa mengobati orang sakit
  2. bahasa anak berkembang, dengan memerankan berbagai peran saat melakukan kegiatan bermian peran, kosakata anak akan bertambah melalui scenario yang disediakan oleh guru.
  3. kreativitas anak akan berkembang, melalui bermain peran anak berimajinasi melakukan berbagai hal, misalnya anak menggunakan payung sebagai pistolpistolan dalam kegiatan bermain.
  4. dapat memecahkan masalah, pada saat anak bermain peran anak dituntun untuk menyelesaikan masalah yang disajikan dalam scenario yang disediakan oleh guru, dengan anak menyelesaikan masalah maka komunikasi anak dengan temanya yang lain juga tejalin. (Shaleha, 2017).

KESIMPULAN

 Penggunaan metode bermain peran dalam proses pembelajaraan sangat berpengaruh terhadap pengembangan emosional anak karena pada saat anak melakukan kegiatan bermain peran dapat melibatkan anak secara emosional seperti melatih sikap simpati anak, rasa sedih, rasa marah, dan sebagainya. Serta dengan bermain peran anak bisa memainkan peran karakter baik, jahat, usil, takut, marah, dan sebagainya dengan sendiri tanpa tekanan dari siapapun.

Pada saat menggunakan metode bermain peran dalam proses pembelajaran guru harus menggunakan cara yang menarik, dan menggunakan skenario yang menarik untuk anak, sehingga anak senang melakukan kegiatan bermain tersebut. Serta guru juga membuat cerita atau scenario yang dekat lingkungan anak, sehingga anak dengan mudah menirukan hal tersebut dan perannya lebih nyata di kehidupan anak tersebut.

Jadi guru harus memiliki berbagai cara atau strategi dalam mengembangan emosional anak, cara atau strategi yang digunakan haruslah menarik perhatian anak dan menyenangkan bagi anak. Pada saat menerapkan hal tersebut guru harus mendampingi atau mengawasi anak.

Referensi 

Hazizah, N. (2018). The Importance of Playing for Developing Intelligence in Early Childhood, 169(Icece 2017), 213– 215.

Jumanta. (2014). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Lestari, P. (2018). EVEKTIFITAS METODE BERMAIN PERAN DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN TAMAN KANAKKANAK ASSALAM 2 SUKARAME BANDAR LAMPUNG. Mashar, R. (2011).

Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya. Jakarta: KENCANA. Mulyasa. (2009).

Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya. Shaleha, K. (2017). PERANAN METODE BERMAIN PERAN DALAM MENGEMBANGKAN SOSIAL, 113–

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here