Home Advetorial Kurangnya Minat Baca Anak Sekolah Dasar di Masa Pandemi

Kurangnya Minat Baca Anak Sekolah Dasar di Masa Pandemi

500
0

Membaca merupakan kegiatan yang dapat membawa kita memahami dan mengenal banyak hal, dengan aktif membaca maka banyak pula pengetahuan yang didapatnya. Kemauan dan kemampuan membaca seseorang akan mempengaruhi pola pikir atau mintsed seseorang, serta meningkatkan kemapuan psikomotorik. Selain itu juga gemar membaca merupakan bagian dari membuka jendela dunia atau wawasan semakin luas, sehingga dapat merubah kualitas hidupnya.

Adapun kegiatan belajar yang dilakukan para anak didik, tidak terlepas dari kegiatan membaca dan menulis. Baik dalam mengulang materi pelajaran yang disajikan oleh guru maupun dalam mencari bahan pendukung dalam mengasosiasikan keterarangan guru tadi. Begitu juga dalam mengerjakan tugas-tugas, semuanya tidak terlepas dari kegiatan membaca. Hal tersebut menjadi kendala tersendiri bagi banyak peserta didik, disinilah peran guru sangat dibutuhkan untuk membuat kegiatan membaca menjadi menarik bagi siswa, sehingga kesulitan kesulitan dalam memahami bacaan siswa bisa teratasi.

Di saat pandemi Covid-19 melanda semua negara di dunia termasuk Indonesia, hal ini memaksa kita untuk membuat perubahan dengan kebiasaan baru untuk menjalani hidup. Hal tersebut berlaku di segala bidang termasuk dalam dunia pendidikan, kegiatan pembelajaran yang selama ini berjalan harus mengalami perubahan, yaitu pembelajaran dilakukan secara daring, hal ini tentu saja menyebabkan kesulitan baru baik bagi guru maupun bagi siswa.

            Karena itu sebagai seorang guru, perlunya kenyataan-kenyataan seperti itu harus kita benahi. Karena siswa yang kita hadapi adalah calon-calon intelektual di kemudian hari. mereka harus belajar membaca dan menerapkan hasil bacaannya secara intensif. Mereka harus belajar membaca untuk menambah pengetahuan mereka sendiri.

Kondisi anak didik saat ini umumnya kurang menyenangi buku, minat baca tidak menonjol, dan mereka lebih suka bermain gawai dan menonton televisi. Membaca dilakukan terbatas pada buku-buku pelajaran pokok yang digunakan di sekolah. Itu pun bagaikan terpaksa, karena akan diadakan ulangan, atau karena guru memberi pekerjaan rumah.

Ketekunan membaca hanya dimiliki beberapa siswa saja di sekolah, akibatnya pengetahuan anak sangat terbatas, kemampuan menangkap isi bacaan juga rendah. Ini harus dijadikan suatu tanda dan peringatan bagi guru dan orang tua, bahwa “minat baca” anak harus dipupuk, dikembangkan. Apabila minat baca “tinggi” guru akan lebih mudah dan ringan dalam melaksanakan tugasnya. Anak-anak akan lebih aktif, mencari dan menggali pengetahuan. Yang menjadi permasalahan kurangnya minat baca para siswa dalam menunjang kegiatan belajar tersebut yaitu da 2 faktor faktor yang menyebabkan minat baca siswa masih rendah yaitu faktor ekternal dan internal.

Faktor eksternal, antara lain, belum ada kebiasaan membaca yang ditanamkan sejak dini. Role model anak di keluarga adalah orang tua dan anak-anak biasanya mengikuti kebiasaan orang tua. Oleh karena itu, peran orang tua dalam mengajarkan kebiasaan membaca menjadi penting untuk meningkatkan kemampuan literasi anak. Selain itu akses ke fasilitas pendidikan belum merata dan minimnya kualitas sarana pendidikan yang kurang mendukung kegiatan belajar mengajar, seperti minimnya penyediaan buku buku yang menarik dan variatif bagi siswa di perpustakaan sekolah. Masih ada guru yang belum menjadikan membaca sebagai kegiatan yang positif dan banyak memberi mafaat. Serta meningkatnya penggunaan tekhnologi informasi yang pesat membuat siswa lebih senang bermain gawai atau menonton televisi dari pada membaca buku, karena membaca buku oleh sebagian anak dianggap sebagai kegiatan yang membosankan. Sedangkan menonton siaran televisi dianggap lebih  menarik, maraknya media social yang semuanya dapat di akses dengan mudah melalui gawai.

Sedangkan untuk faktor Internal, antara lain yaitu  kurangnya pemahaman para siswa terhadap teks yang dibaca, kurangnya penguasaan kosakata, belum mengerti cara membaca yang baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kegiatan membaca buku belum menjadi prioritas kegiatan utama. Membaca hanya sebagai kegiatan pendukung dalam kegiatan belajar siswa. Demi meningkatkan minat baca siswa, pihak sekolah perlu sekali mensosialisasikan kegiatan membaca buku di perpustakaan sekolah secara berkala tapi tentu saja perlu di imbangi dengan penyediaan buku buku yang lebih variatif dan menarik bagi anak.

Kurangnya perhatian orang tua pada anak untuk kegiatan membaca. Selama ini masih banyak orang tua yang menganggap membaca bukan sebagai kegiatan yang penting untuk perkembangan belajar anak, ketika anak hanya membaca buku sekadarnya tanpa memahami lebih lanjut, orang tua terkesan membiarkan. Kurangnya dukungan orang tua terhadap penyediaan bahan bacaan di rumah. Beberapa orang tua menganggap tidak begitu perlu untuk membeli buku diluar buku pelajaran yang sudah ada, karena merasa anak sudah tercukupi dari buku pelajaran saja.

Beberapa upaya meningkatkan minat baca pada siswa yang bisa dilakukan oleh guru yaitu guru hendaknya menjelaskan bagaimana cara memahami gagasan yang terdapat dalam bacaan. Banyak siswa yang kurang berminat dalam membaca karena mereka tidak mengerti gagasan yang ada dalam bacaan. Akhirnya mereka berkesimpulan bahwa membaca itu umumnya teks nonfiksi dan sukar sekali. Sebenarnya mereka tidak paham bagaimana menangkap ide-ide yang terdapat dalam bahan bacaan. Persoalan ini hendaknya secepatnya disampaikan  oleh guru kepada siswa, sehingga tidak ada lagi permasalahan tentang itu. Ada tiga unsur yang harus diperhatikan dalam memahami bacaan. Tiga unsur itu adalah kata, kalimat, dan paragraf

Selain memahami gagasan-gagasan, yang paling penting lagi sebagai langkah awal membangkitkan minat baca siswa adalah memperkaya kosakata siswa itu sendiri. Dalam kegiatan ini siswa dibiasakan menggunakan kamus. Dari kamus, siswa dapat mengetahui makna suatu kata dan makna dari suatu istilah, sehingga siswa langsung dapat memahami kosakata yang baru di dengar saat itu.

Belajar Menafsirkan dan Mengambil Kesimpulan dari bacaan-bacaan pendek sebagai latihan, guru dapat meningkatkan taraf pemahaman dan penafsiran siswa dalam mengambil kesimpulan, misalnya, dengan mengajukan pertanyaan yang terarah. Dengan latihan-latihan yang agak intensif diharapkan siswa akan terlatih menafsirkan dan menyimpulkan bacaan dengan tepat. Jawaban siswa dapat diperiksa bersama-sama dan guru hendaknya menjelaskan kesimpulan sebenarnya yang dimaksudkan oleh penulisnya.

Banyaknya Latihan yang bervariasi melalui kegiatan membaca, guru sedapat mungkin mengarahkan agar siswa terampil dalam memahami dan menafsirkan bahan bacaan. Untuk mencapai maksud itu, bahan bacaan hendaknya tidak hanya terbatas pada bahan bacaan yang bersifat umum, tetapi juga bahan bacaan yang bersifat khusus. Misalnya, guru dapat memilihkan bahan bacaan yang sesuai dengan minat dan perkembangan siswa. Di samping itu, guru juga jangan lupa menyeleksi bahan bacaan, apakah masih baru, hangat atau sudah usang, serta sesuai dengan kebutuhan mereka. Bahan yang beragam itu hendaknya disusun dari bahan bacaan yang mudah ke bahan bacaan yang sulit/sukar. Bahan bacaan yang menceritakan tentang perjuangan para pahlawan atau perjuangan seseorang untuk mencapai kemajuan, diharapkan dapat menggugah siswa untuk mengidentifikasikan diri mereka dengan tokoh-tokoh yang terdapat dalam bacaan tersebut.

Peran orangtua dan guru sangat dibutuhkan dalam upaya mengontrol penggunaan media elektronik ( televisi, gawai dll.), dimana guru dan orangtua harus bekerjasama memberi pemahaman kepada siswa tentang dampak buruk penggunaan media elektronik yang tidak terkontrol dapat meyebabkan hilangnya waktu belajar dan menurunnya kosentrasi serta hilangnya minat membaca siswa. Terutama di masa pandemi ini, ketika banyak siswa yang lebih banyak melakukan kegiatan belajar di dari rumah dan menggunakan gawai, hal tersebut sangat perlu sekali pendampingan dari orang tua.

Tidak dapat dipungkiri lagi rendahnya minat membaca siswa sekolah dasar di masa pandemi ini menjadi permasalahan yang harus diperhatikan. Untuk mengatasi permasalahan yang demikian, guru dan orang tua dapat melakukan hal sederhana dengan menanamkan kesadaran dalam diri siswa bahwa membaca itu sangat penting, selain itu guru perlu mengajak siswa dan orang tua untuk menerapkan budaya membaca, untuk meningkatkan sumber daya manusia.(ant)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here