BATANG, seputarkendal.com – Perkembangan pembangunan Industri di berbagai daerah dengan adanya Kawasan Industri yang berimplikasi tergusurnya masyarakat penyangga dan didominasi para pendatang, harus dijadikan pengalaman supaya tidak terjadi di daerah yang tengah berkembang, khususnya Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Pasalnya, di daerah tersebut saat ini banyak investor yang terus berdatangan menanamkan modalnya, sehingga DPRD Batang dorong Pemerintah Kabupaten untuk mengawal warganya dengan meningkatkan IPM serta pengusaha lokal untuk ikut andil merasakan cuan di PSN KITB dan BIP, Selasa (05/09).
Pendirian pabrik berskala internasional yang tengah berlangsung di Batang Industrial Park terdapat Nestle dan di Proyek Strategis Nasional Kawasan Industri Terpadu Batang, yakni perusahaan kaca terbesar se Asia Tenggara dari Korea Selatan KCC Glass Indonesia, Rumah Keramik dari India, pabrik sepatu Yih Quan Footwear dari Taiwan, pabrik pipa Wavin dari Belanda, bakal menyerap ribuan tenaga kerja. Banyaknya perusahaan besar yang berdatangan di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, yang terkenal akan keterbukaan informasi publik tersebut, kini diburu masyarakat luas baik lokal maupun mancanegara, untuk berebut cuan yang bertebaran di PSN tersebut.
Menanggapi hal tersebut, politisi PDI Perjuangan yang juga sebagai wakil ketua DPRD Batang, Junaenah mengungkapkan, sebagai wakil rakyat adanya dua kawasan industri tersebut sangat senang karena masyarakat semakin mudah mendapatkan pekerjaan, tidak lagi harus merantau ke luar kota meninggalkan keluarganya di kampung. Namun demikian, hal tersebut bisa pupus tidak sesuai ekspektasi jika sumber daya manusia warganya tidak didukung untuk bisa bersaing, serta pengusahanya tidak dikawal penuh oleh pemerintah setempat, mimpi buruk hanya menjadi penonton di negerinya sendiri bakal benar-benar terjadi dan tergusur oleh para pendatang dari luar yang berkompenten dan membawa modal besar.
“Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Batang, mendorong penuh eksekutif dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Batang, untuk mengawal warganya yang mampunya jadi tenaga kerja buruh dengan meningkatkan SDM serta pengusaha lokal tumbuh berkembang bisa ikut berkontribusi merasakan cuan di KITB dan BIP tersebut,”tuturnya.
Peningkatan skil dan SDM dengan mengubah mindset warganya supaya bisa lebih produktif bisa menambahkan nilai atau indek pembangunan manusia lebih unggul serta tidak puas hanya memproduksi calon tenaga kerja buruh, mempermudah perijinan ke para pengusaha lokal sebagai langkah awal pemenuhan syarat supaya terlibat dalam merasakan manisnya cuan di daerahnya sendiri.(ant)