BATANG, seputarkendal.com – Kuliner sate merupakan makanan khas masyarakat asli Indonesia yang paling digandrungi dan sudah tidak kaget lagi, lantaran rasanya. Namun bagaimana jadinya, dengan sate tongseng rel kereta api yang berada di Desa Krengseng, Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang, mengundang banyak penasaran warga dari luar daerah yang menjadi langgananya.
Proses pembuatan sate dan tongseng ini tidak jauh beda dengan yang lainya, daging yang sudah dipotong-potong lalu ditusukan ke lidi yang terbuat dari bambu khusus, kemudian di bakar, lalu diberi bumbu. Begitu juga dengan pembuatan tongseng kambing, diproses dengan direbus terlebih dahulu, kemudian disiapkan bumbu rempah-rempah, kemudian diberi tambahan sayur kubis dan daun muncang lalu dijadikan satu dan direbus kembali setelah diberi bumbunya.
Sepintas memang hanya seperti warung sate pada umumnya, namun jangan salah, warung milik Mardi dan Setianingsih berada persis disamping perlintasan kereta api ini, justru menjadi magnet tersendiri. Sebagaimana yang diungkapkan para pelanggan yang tengah menikmati sensasi asli nunsantara sate dan tongseng sambil melihat atau mendengarkan kereta yang tengah lewat.
“Yang membuat saya gemar makan di warung tersebut dikarenakan ada sensasi yang berbeda dibanding tempat lainnya, tempat makan sederhana tersebut dikenal dengan sebutan warung sate tongseng rel kereta api Pak Mardi,” ucap Sulemi.
“Selain itu cita rasa yang tidak bisa ungkapkan dengan kata-kata, kualitas dagingnya juga khusus daging kambing muda dengan harga yang cukup terjangkau bagi para pecinta kuliner tersebut,” ungkapnya.
Sementara itu owner warung sate tersebut Setianingaih menjelaskan, proses pembuatan sate tongseng tidak jauh beda dengan yang lainnya, yang membedakan warung makan yang sudah ada 20 tahun ini tempatnya. Para pelanggan menyebutnya dengan warung sate tongseng rel kereta api Pak Mardi, karena lokasinya yang berada berdampingan dengan rel kereta api.
“Berada di lingkungan stasiun kereta api membuat para pelanggan terhibur lantaran sering melihat kereta api yang tengah melintas,” kata Setianingsih.
“Keunikannya tempatnya membuat banyak pelanggan dari luar kota, seperti dari Jakarta, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, bahkan terkadang ada yang dari Kalimantan tengah pulang kampung kerap menyempatkan hanya datang untuk menikmati sensasi kuliner tersebut,” ungkap Setianingsih.
Untuk harga cukup terjangkau yakni satu porsi sate kambing muda Rp33 ribu, dan tongseng Rp37 ribu perporsi lengkap dengan nasi dan minumnya.(ant)