PEMALANG, seputarkendal.com – Akibat kemarau berkepanjangan yang tengah melanda sebagian besar wilayah pulau Jawa, ratusan hektare tanaman milik petani seperti cabai, dan sayur mayur mati lantaran tidak ada lagi aliran air irigasi karena hujan tak kunjung turun. Sudah lebih dari 2 bulan ini para petani di lereng Gunung Slamet Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah kesulitan air dan merugi hingga jutaan rupiah, kejadian ini diperparah dengan anjloknya harga di pasaran, menambah penderitaan dunia pertanian Senin (24/08).
Seperti inilah suasana di lahan pertanian ditengah musim kemarau tahun ini berdampak pada petani sayuran di lereng Gunung Slamet di Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang Jawa Tengah. Ratusan hektar lahan pertanian sayuran ini mengalami nasib tragis dibiarkan terbengkalai.
Tanaman cabai mengering dan membusuk karena tak ada air lagi, padahal sudah memasuki masa panen. Cabai sebagian dipanen dini dan sebgain dibairkan begitu saja karena harga juga sedang anjlok hingga Rp 7.000 per kg. Padahal petani merugi jutaan rupiah, karena modalnya sangat besar, hingga Rp 30 juta per hektare. Agar bisa balik modal, harga harus diatas Rp10 ribu, namun saat ini jauh dibawahnya.
Sayuran seperti jenis kubis, sawi juga dibiarkan tak dipanen, sawi hanya Rp700 per kg dan kubis hanya Rp 300 per kg.
“Dengan harga sangat murah ini, untuk biaya panen saja dan transportasi sudah tidak cukup,ā€¯ungkap Sumiyati.
Akibat kecewa dengan kondisi tersebut, sebagian petani memilih tidak memanen tanamannya karena ongkos panen yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil yang didapat. Para petani berharap musim hujan segera tiba agar bisa kembali bertanam. Pasalnya, hasil tanam pertanian saat ini kualitasnya buruk akibat musim kemarau. Jika musim kemarau kondisinya terus berlangsung maka kondisi para petani akan semakin terpuruk.(ant)