KAJEN, seputarkendal.com – Tidak lengkap rasanya berbuka puasa tanpa adanya kuliner khas yang manis dengan campuran buah dari pohon aren tersebut. Kolang kaling, buah kenyal berwarna putih bening tersebut ternyata produksinya tidak semudah saat kita menyantapnya, memasuki bulan ramadhan seperti saat ini para pengrajin kebanjiran pesanan Jumat (01/05).
Seperti inilah suasana di tengah hutan Desa Mendolo Kecamatan Lebakbarang Kabupaten Pekalongan, proses pengolahan buah dari pohon aren tersebut melalui beberapa tahap, dengan melibatkan seluruh keluarganya, pengolahan menjadi kolang kaling. Setelah dipotong dari dahannya, buah dari pohon penghasil gula jawa (merah) dipisahkan dari tangkainya dan kemudian direbus dengan alat sederhana. Menunggu kira-kira sampai 1 jam, dilanjutkan buah aren tersebut diangkat dari tungku untuk dikupas satu persatu dari cangkangnya.
Anak-anak pun turut terlibat membantu orang tua mereka dalam pemrosesan dari buah yang keras untuk diambil isinya. Suasana seperti ini sudah biasa dilakukan disaat liburan tiba khusus dibulan ramadhan. Sebelum dijual, kolang kaling dicuci dan diawetkan dengan rendaman air bersih. Setelah itu buah khas untuk kuliner kolak atau campuran sup buah tersebut bisa disantap untuk melengkapi menu buka puasa keluarga.
Setiap memasuki bulan puasa tiba, Sri Subekti, 33, warga Desa Mendolo tersebut merupakan satu-satunya perajin kolang-kaling yang terdapat di desanya. Usaha kolang kalingnya dirintis sudah dua tahun ini, kebanjiran pesanan dari toko-toko di pasar tradisional Karanganyar dan Lebakbarang Kabupaten Pekalongan.
Berkah Ramadhan, selain omzet meningkat harganyapun bisa mencapai Rp 7.000 perkilogramnya, dari harga normalnya hanya laku sekitar Rp 2500 sampai Rp 3000 perkilogram. “Kemampuan produksi dalam sehari sedikitnya mencapai satu kuintal kolang-kaling,” ungkap Sri Subekti.
Kegiatan produksi buah kolang kaling tersebut makin meningkat mendekati perayaan Hari Raya Idul Fitri.(ant)
