KOTA PEKALONGAN, seputarkendal.com – Guna memperingati Hari Wayang Nasional yang jatuh pada 7 November 2019, Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) bekerjasama dengan Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinparbudpora) Kota Pekalongan dan sejumlah komunitas seni budaya menggelar pagelaran wayang kulit secara perdana di Halaman Gor Jetayu setempat, Senin (18/11).
Dalam pagelaran tersebut menampilkan 3 dalang yakni Ki Dalang Untara Serda Hadi SS, Ki Dalang Tri Anggono serta tak kalah menyita perhatian juga hadir dalang cilik peraih juara Dalang cilik Nasional 2019 dari Kabupaten Batang, Beta Arda Pradana Putra dengan lakon “Sesaji Rojo Suyo”.
Turut hadir, Ketua Pepadi Provinsi Jawa Tengah, H Untung Wiyono yang melantik para pengurus Pepadi Kota Pekalongan masa bakti 2019-2024 disaksikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Dinparbudpora Kota Pekalongan, Sutarno beserta tamu undangan lainnya. Selanjutnya, pagelaran wayang kulit tersebut dimulai dengan penyerahan wayang secara simbolis oleh Sutarno kepada 3 dalang dalam pagelaran tersebut.
Kepala Dinparbudpora Kota Pekalongan, Sutarno SH MM menyampaikan apresiasi atas diselenggarakannya pagelaran wayang kulit secara perdana yang diinisiasi oleh Pepadi Kota Pekalongan. Sutarno juga mengucapkan selamat dan sukses atas telah dilantiknya Pengurus Pepadi Kota Pekalongan semoga dapat menjalankan amanah dan tugasnya dengan baik untuk memajukan budaya dan kesenian di Kota Pekalongan.
“Pelantikan ini menindaklanjuti Pelantikan Pepadi Jawa Tengah yang telah dirapatkan beberapa bulan lalu, kemudian ditindaklanjuti dengan pembentukan Pepadi Kabupaten/kota sekaligus mengadakan peringatan Hari Wayang Nasional, di Kota Pekalongan sendiri ini digelar Pagelaran Wayang Kulit merupakan yang pertama sejak dikeluarkan perpres nomor 30 tahun 2018 tentang Hari Wayang Nasional,” tutur Sutarno.
Hal ini patut dibanggakan, lanjut Sutarno, meskipun perdana digelar namun antusias penonton khususnya pecinta wayang cukup banyak.
“Ini menjadi wadah kebersamaan antara pegiat, dalang dan generasi penerus pelestari seni tradisional, khususnya wayang kulit di Kota Pekalongan. Hadir juga dalang cilik yang kualitasnya memang sudah tingkat nasional. Walaupun pertama kali digelar dalam Peringatan Hari Wayang Nasional, cukup banyak penontonnya, penikmat wayang biasanya semakin malam semakin ramai,” ungkap Sutarno.
Sutarno berharap dengan sinergi bersama antara Pemkot dan Pepadi dan sejumlah kelompok kebudayaan di Kota Pekalongan, ke depan berharap kegiatan semacam ini akan terus digencarkan.
Sementara itu, Ketua Pepadi Kota Pekalongan, Zainal Arifin menjelaskan keberadaan pertunjukan wayang kulit ini sudah mulai luntur sehingga ia mengajak para penggiat wayang khususnya dalang dan generasi muda untuk bersama-sama melestarikannya sebagai salah satu budaya leluhur yang harus senantiasa dijaga agar tidak hilang.
“Keberadaan budaya lokal seperti wayang kulit, sintren dan sebagainya lambat laun akan tergantikan jika tidak kita lestarikan bersama sebab saat ini tengah marak gadget dan android. Jangan sampai perkembangan teknologi tersebut membuat generasi muda tidak peduli terhadap budaya sendiri,” terang Zainal.
Karena itu, melalui kegiatan ini pihaknya ingin membangkitkan budaya Jawa di Kota Pekalongan salah satunya wayang kulit sebagai budaya leluhur yang pada jaman dulu sebagai sarana menyiarkan agama Islam Budaya asli Jawa ini harus terus digali dan dilestarikan oleh generasi muda kita.(ant)