BATANG, seputarkendal.com – Lagi dan lagi seakan tidak akan tak punya solusi, banjir bandang yang membawa material lumpur bercampur air bah menerjang kawasan pemukiman Kampung Nelayan Pantai Celong Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang, Jawa Tengah Selasa (28/09). Bencana alam yang terjadi sudah lebih dari 16 kali tersebut hingga kini belum mendapatkan perhatian serius dari pengembang Kawasan Industri Batang, karena terkendala perlintasan rel kereta api dalam membuat sodetan air.
Dalam video amatir yang beredar luas dari salah seorang warga yang mengunggahnya di media sosial, banjir bandang bercampur lumpur akibat derasnya hujan yang mengguyur dari lahan Kawasan Industri Terpadu Batang, menerjang kawasan pemukiman Kampung Nelayan Pantai Celong Mangunsari Desa Kedawung, Kecamatan Banyuputih. Tingginya intensitas curah hujan mengakibatkan air mengalir begitu derasnya dari perbukitan yang sebelumnya merupakan perkebunan hutan karet, kini diubah menjadi Kawasan Industri Proyek Strategis Nasional membawa petaka bagi masyarakat yang berada kawasan pesisir pantai.
Para warga yang rumahnya berada di kawasan Pantai Celong kini terus dihantui banjir bandang yang kerap membawa material lumpur tersebut dan menggenangi jalan hingga masuk ke dalam rumah dengan ketinggian mencapai sedada orang dewasa atau sekitar 1 meter, manakala turun hujan walau hanya 1 sampai 2 jam saja. Sebagaima yang dikatakan salah seorang warga bernama Wahyunan mengaku geram sejak adanya proyek Kawasan Industri Terpadu Batang kampungnya kerap mengalami kebanjiran air bah bercampur lumpur dari pembukaan lahan tersebut. Meski sudah ada kolam penampungan air dari sungai yang membawa material lumpur, namun tidak kuat menahan debit air sehingga mengalami jebol.
“Banjir yang ke 16 kali ini merupakan bencana terparah, baru diguyur hujan beberapa saat, air bercampurkan lumpur dari perbukitan yang selesai cut and fill tersebut terbawa air hingga menggenangi kampung nelayan hingga masuk ke kerumah warga,”katanya.
Sementara itu dari pihak manajemen KITB, Ahmad Zaki, mengaku tidak menduga banjir kali ini terjadi begitu besar disaat peralihan musim, namun turun hujan dengan intensitas tinggi. Dari pengalaman sebelumnya, pihaknya sudah mengantisipasi dengan membuat kolam retensi penampungan air, namun masih terkendala saluran pembuangan yang langsung menuju ke pantai utara karena belum mendapatkan ijin dari pihak PT KAI untuk membuat saluran air yang melewati bawah rel kereta api.
“Pihaknya terus melakukan evaluasi terkait penanganan banjir yang masih saja kerap terjadi menimpa pemukiman nelayan Pantai Celong Dukuh Mangunsari, Desa Kedawung tersebut, selain terus melakukan upaya penanggulangan banjir, juga akan memberi ganti rugi kepara korban banjir bandang tersebut,”jelasnya.
Sementara itu menindak lanjuti kerugian yang timbul khususnya untuk para nelayan yang mencapai sekitar Rp24 juta tersebut, manajemen KITB mengundang perwakilan warga untuk berkoordinasi lebih lanjut bersama-sama mencari solusi di Aula kantor PT PP.(ant)