Abstrak
Tujuan penulisan ini untuk mengetahui Tumbuh Kembang Fisik Motorik Anak melalui Permainan engklek, sehingga melalui permainan ini dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak usia 4 – 6 tahun. Penulis menggunakan beberapa jurnal untuk mencari referensi dalam penulisan ini. Dalam penulisan ini kami ingin mengetahui lebih jauh bagaimana tumbuh kembang anak dalam melakukan permainan tradional pada anak karena anak usia 4 – 6 tahun memliki kemampuan yang berbeda-beda. Melalui permainan tradisional engklek dapat diharapkan dapat mengembangan fisik motorik pada anak.
Kata kunci : Fisik Motorik, Permainan Engklek
Abstract
The objective that can be seen is to see the physical development of children’s motor skills through crank play, so that through this game it can improve gross motor skills at the age of 4 – 6 years old. The author uses several journals to find references in this input. We want to see further how children play games for children because children aged 4 – 6 years have different abilities. Through the traditional game of crank, it is hoped that the physical motor development of children can be developed.
Keywords: Physical Motor, Engklek Games
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Dunia anak merupakan dunia bermain. Bermain merupakan kegiatan yang bersifat spontanitas dan menyenangkan bagi setiap anak, dengan bermain setiap anak akan merasa rileks, senang dan tidak tertekan (Montolalu, 2011:1.2). Kegiatan bermain bagi seorang anak secara alamiah akan memberi kepuasan dan kesenangan. Kegiatan bermain dapat dilakukan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Kegiatan bermain di rumah yang dilakukan bersama anggota keluarga dan teman sebayanya, biasa dilakukan anak secara spontan karena disenangi, dan sering tanpa tujuan tertentu. Bermain di lingkungan sekolah dapat bermanfaat sebagai media dalam pembelajaran dan stimulus/rangsangan yang bertujuan meningkatkan kemampuan seluruh aspek perkembangan anak usia dini (Mansur, 2010:115).
Stimulus/rangsangan untuk mengoptimalkan Pendidikan Anak Usia Dini, dalam melaksanakan proses belajar dan mengajar selalu menggunakan permainan sebagai media dan sarana untuk menstimulasi dan mengoptimalkan seluruh aspek perkembangan anak. Baik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, moral agama maupun kreativitas, serta penyampai pesan dan informasi. Pendekatan yang diterapkan di TK (Taman Kanak-kanak) adalah belajar sambil bermain atau bermain sambil belajar.
Salah satu kemampuan anak usia dini yang penting untuk dikembangkan yaitu kemampuan motorik. Kemampuan motorik berhubungan dengan kemampuan bergerak anak. Setiap anak ingin bergerak dan menggunakan fisiknya. Anak-anak sangat aktif bergerak dalam bermain, seperti berjalan, berlari, melompat, meloncat, merangkak, melempar, mendorong, berayun, meluncur dan meniti. Bermain bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan motorik anak. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut akan memberikan manfaat berupa rasa percaya diri dan rasa aman sehingga anak memperoleh keterampilan, penguasaan dan keseimbangan badan, keterampilan, penguasaan dan keseimbangan badan sangat diperlukan dalam kehidupan selanjutnya (Athey dan Hendrick dalam Montolalu, 2011:1.14-1.15).
Media pembelajaran yang meyenangkan dan aplikatif dapat dikembangkan melalui permainan tradisional yang memiliki berbagai bentuk dan jenis serta pola permainan: seperti bermain dan bernyanyi atau dialog, bermain dan olah pikir serta bermain dan adu ketangkasan yang memberi arti dan makna bermain (Dharmamulya, 2008:35). Kelebihan permainan tradisional yaitu permainan yang dilakukan bersama membuat anak bergerak aktif, dan menggunakan motoriknya secara optimal. Permainan engklek merupakan salah satu jenis permainan tradisional yang menggunakan kegiatan aktifitas fisik yang menyenangkan. Permainan ini dinamakan engklek atau ingkling karena dilakukan “engklek”, yaitu berjalan melompat dengan satu kaki. Permainan engklek dilakukan dengan cara berjalan melompat dengan satu kaki yang dapat meningkatkan keseimbangan, kelincahan anak, dan kemampuan motorik kasarnya (Dharmamulya, 2008:145).
Permainan tradisional engklek dapat digunakan sebagai media untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar anak usia dini. Permainan engklek adalah kegiatan permainan tradisional yang sudah mengalami modifikasi alat dengan penambahan lampu tetapi masih menggunakan cara bermain seperti permainan engklek biasa yaitu dengan cara melompat, meloncat, dan melempar gacu dengan tambahan aturan apabila saat melompat dan meloncat pada petak, petak yang dilompati dan diloncati tidak menyala maka pemain dinyatakan kalah, sehingga permainan menjadi lebih menarik dan lebih memberi tantangan untuk anak supaya dalam meloncat dan melompat lebih terkoordinasi dan akurat, tepat terarah pada petak yang menjadi tujuan lompatan dan loncatan, sehingga kemampuan motorik kasar anak berkembang lebih optimal dan mencapai keterampilan penguasaan dan keseimbangan badan untuk kemampuan motorik yang diharapkan dalam pembelajaran.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka peneliti ingin mengungkapkan permasalahan yakni “Apakah Permainan engklek dapat meningkatkan tumbuh kembang fisik motorik anak usia 4-6 tahun?”
3. Tujuan
Adapun dari rumusan masalah , maka penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui dengan Permainan engklek dapat meningkatkan tumbuh kembang fisik motorik anak 4-6 tahun.
4. Manfaat
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat berupa :
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan permainan tradisional (engklek) dapat meningkatkan kemampuan fisik motorik pada anak 4-6 tahun.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi Lembaga dalam mengembangkan program pengajaran melalui permainan tradisional engklek.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi peneliti
Manfaat bagi peneliti, yakni dapat menambah wawasan pribadi peneliti dan memberikan pengalaman tentang kegiatan bermain engklek khususnya dalam upaya meningkatkan kemampuan fisik motorik pada anak.
b. Bagi guru, dapat menambah wawasan dan pengalaman baru mengenai kegiatan bermain engklek sebagai media belajar dalam membantu perkembangan anak secara optimal terutama dalam pengembangan kemampuan fisik motorik yang dimiliki anak.
c. Sebagai dasar referensi peneliti yang lain sebagai data sekunder bila penelitiannya dengan variable yang relevan dengan penelitian.
d. Mengetahui keberhasilan dalam kemampuan fisik motorik
e. Mengetahui keberhasilan bermain engklek dalam meningkatkan kemampuan fisik motorik pada anak.
PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
1. Motorik Kasar
Menurut Sumantri (2015:47) Perkembangan motorik kasar adalah proses sejalan dengan bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan gerakan individu meningkat dari keadaan sederhana, tidak terorganisasi, dan tidak terampil ke arah penampilan keterampilan motorik yang kompleks dan terorganisasi dengan baik, yang pada akhirnya ke arah penyesuaian keterampilan menyertai terjadinya proses menua (menjadi tua).
Motorik kasar seorang anak bekermbang secara bertahap dan unik pada setiap individunya. Perkembangan motorik kasar anak berbanding lurus dengan pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya, oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar anak secara garis besarnya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yang telah dipaparkan oleh Soetjiningsih (2012: 2) yaitu:
1) Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak.
2) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi:
(a) Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih dalam kandungan (faktor pranatal), antara lain: (1) gizi ibu pada waktu hamil; (2) mekanis; (3) toksin/zat kimia; (4) endokrin; (5) radiasi; (6) infeksi; (7) stres; (8) imunitas; (9) anoksia embrio
(b) Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal), antara lain:
(1) Lingkungan biologis, antara lain: (a) ras/suku bangsa; (b) jenis kelamin; (c) umur; (d) gizi; (e) perawatan kesehatan; (f) kepekaan terhadap penyakit; (g) penyakit kronis; (h) fungsi metabolisme; (i) hormon.
(2) Faktor fisik, antara lain: (a) cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah; (b) sanitasi; (c) keadaan rumah; (d) radiasi.
(3) Faktor psikososial, antara lain (a) stimulasi; (b) motivasi belajar; (c) ganjaran ataupun hukuman yang wajar; (d) kelompok sebaya; (e) stres; (f) sekolah; (g) cinta dan kasih sayang; (h) kualitas interaksi anak-orang tua.
(4) Faktor keluarga dan adat istiadat, antara lain: (a) pekerjaan/pendapatan keluarga; (b) pendidikan ayah/ibu; (c) jumlah saudara; (d) jenis kelamin dalam keluarga; (e) stabilitas rumah tangga; (f) kepribadian ayah/ibu; (g) adat- istiadat, norma-norma, tabu-tabu; (h) agama; (i) urbanisasi; (j) kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran, dan lain-lain.
2. Permainan Engklek
Menurut Iswinarti (2010: 1-41) Permainan tradisional didefenisikan sebagai kegiatan yang dilakukan dengan suka rela dan menimbulkan kesenangan bagi pelakunya, diatur oleh peraturan permainan yang dijalankan berdasarkan tradisi turun temurun. Jadi permainan tradisional ialah permainan yang kegiatannya menyenangkan hati, menggunakan alat sederhana sesuai dengan keadaan. Sedangkan menurut Achroni (2012: 45) permainan tradisional adalah salah satu bentuk yang berupa permainan anak-anak, yang beredar secara lisan diantara anggota, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun, serta banyak mempunyai variasi. Hanya mengambil satu permainan dari beberapa permainan yaitu permainan engklek dikarenakan permainan tersebut lebih melibatkan motorik anak apalagi motorik kasarnya. permainan yang kegiatannya menyenangkan hati, menggunakan alat sederhana sesuai dengan keadaan.
Menurut Rahmawati (20011:10) Permainan Engklek atau sondah adalah permainan meloncati garis dengan satu kaki. Sedangkan menurut Kumiati (2016:91) Permainan Sonlah/Sondah merupakan permainan yang menuntut koordinasi motorik kasar bagi setiap pemainnya. Sejalan menurut Wulandari (2012:131) Permainan Ingkling adalah permainan lompat-lompat kotak dengan satu kaki dan berhenti dengan dua kaki pada kotak-kotak tertentu.
3. Hubungan Engklek Dapat Meningkatkan Fisik Motorik Kasar
Bermain engklek adalah kegiatan yang menyenangkan bagi anak dengan bermain engklek dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak. Kemampuan motorik anak usia dini tidak akan berkembang tanpa adanya kematangan kontrol motorik, motorik tersebut tidak akan optimal jika tidak diimbangi dengan gerakan anggota tubuh tanpa dengan latihan fisik. Program pengembangan keterampilan motorik anak usia dini sering kali terabaikan atau dilupakan oleh orang tua, pembimbing bahkan guru sendiri. Hal ini lebih dikarenakan mereka belum memahami bahwa program pengembangan keterampilan motorik menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pendidikan anak usia dini. Hal ini didasarkan pada pendapat Decaprio (2013: 25) yang mengatakan bahwa gerakan motorik kasar perlu dikenalkan dan dilatihkan pada masa anak pra sekolah dan pada masa sekolah awal melalui permainan, agar anak-anak dapat melakukan gerakan-gerakan dengan benar, dan yang terpenting dalam hal ini adalah menjadi bekal awal untuk mendapatkan keterampilan gerak yang efisien bersifat umum dan selanjutnya akan dipergunakan sebagai dasar untuk perkembangan keterampilan yang lebih khusus. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa keterkaitan antara permainan tradisional engklek dan kemampuan motorik kasar adalah permainan tradisional engklek merupakan kegiatan yang membantu proses pembelajaran motorik kasar anak. Kemampuan motorik kasar anak akan dapat ditingkatkan apabila kegiatan pembelajaranya lebih menarik. Jadi jelas bahwa permainan tradisional engklek memiliki keterkaitan dengan kemampuan motorik kasar.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif, karena peneliti ingin mengetahui kemampuan fisik motoric anak melalui permainan engklek.
1. Subjek dan tempat penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelompok A TK Mekar Sari Kandeman Kabupaten Batang dengan jumlah 15 anak yang terdiri dari 9 murid laki-laki dan 6 murid perempuan. Sedangkan pusat tempat penelitian berada di TK Mekar Sari Kandeman Kabupaten Batang yang terletak di jalan Raya Kandeman, karena pembelajaran masih menggunakan system BDR (belajar dirumah) melalui daring, maka anak-anak belajar dari rumah masing-masing.
2. Variabel Penelitian
Sugiyono (2010) menyatakan bahwa variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Berdasarkan penelitian tersebut, maka variable penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari seseorang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis variable yaitu variable terikat (dependent) dan variable bebas (independent)
a. Variabel Terikat (Dependen)
Variable terikat atau variable dependen adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas (Sugiyono:2010) Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah motorik kasar.
b. Variabel Bebas ( Independen)
Variabel bebas atau variabel independent menurut Sugiyono (2010) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah permainan engklek
3. Alat dan Bahan
Alat dan bahan bermain yang digunakan dalam permainan engklek yaitu kapur, halaman/ruangan, gacuk/batu.
4. Cara Bermain (Engklek)
a. Langkah-langkah bermain engklek ialah sebelum bermain terlebih dahulu menggambar bentuk Engklek nya setelah sudah digambar masing-masing peserta mencari gacuk atau batu yang akan di lempar pada kolom-kolom kosong digambar tersebut. Lalu menentukkan siapa yang main, terlebih dahulu dilakukan undian dengan cara suit, yang menang suit itulah yang main duluan.
b. Pemain pertama berdiri dekat dengan garis, lalu masing-masing melempar gacuk/batu pada kotak nomor satu. Apabila gacuk/batunya berada ditengah kotak, permainan dilanjutkan dengan melompati kotak pertama dengan cara engklek (satu kaki) ke kotak kedua, kemudian ke kotak- kotak selanjutnya lalu balik lagi ke awal tetapi pada saat sudah berada di kotak pertama sebelum melompati kotak pertama ambillah gacuk/batu tersebut di dalam kotak barulah melompati kotak pertama.
c. Lakukan kegiatan ini secara bergantian tetapi ketika nanti gacuk/batu berada di garis kotak maka lawan yang main. Siapa pemain yang lebih dahulu menyelesaikannya, itulah yang menjadi pemenang.
5. Teknik Mengumpulkan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui beberapa Teknik yaitu : wawancara, observasi dokumentasi serta audia visual.
a. Wawancara
Wawancara menurut Sugiyono (2010:317) adalah merupakan dua orang tua untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada orang tua walimurid anak yang mendampingi kegiatan anak selama pembelajaran berlangsung melalui BDR dan daring.
b. Observasi
Teknik observasi ini digunakan untuk melakukan pengamatan terhadap permainan engklek oleh anak. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak tarlalu besar (Sugiyono : 2010:203)
c. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2010:329), dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam hal ini peneliti menggunakan alat penelitian yang digunakan dalam kegiatan anak yang telah dilakukan.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MINGGUAN (RPPM)
BELAJAR DARI RUMAH
TK MEKAR SARI KANDEMAN
TAHUN PELAJARAN 2020-2021
Semester/Bulan/Minggu : II/Januari/I
Tema/Subtema/Sub-subtema : REKREASI (Luring)
Usia/Kelompok : 4-5 Tahun/A
Kegiatan : Bermain Engklek
KD |
MATERI | URAIAN |
NAM
3.2-4.2 |
Anak mengenal dan melakukan tata cara beribadah sesuai dengan agamanya | Alat dan Bahan :
1. Kapur 2. halaman/ruangan 3. gacuk/batu
Cara bermain : 1. Melihat video melalui youtube 2. Menggambar bentuk bagan engklek 3. Peserta mencari gacuk/batu 4. Mengenalkan dan menjelaskan nama alat-alat yang digunakan untuk bermain engklek dan bagaimana cara bermain. 5. Lalu menentukkan siapa yang main, terlebih dahulu dilakukan undian dengan cara suit, yang menang suit itulah yang main duluan.
|
FM
3.3-4.3
|
Anak dapat melakukan berbagai gerakan untuk melatih kemampuan motoric kasar dan halus | |
KOGNITIF
3.6-4.6 |
Anak dapat mengenal benda disekitarnya berdasarkan warna dan bentuk | |
SOSEM
2.5 |
Anak terbiasa memberi salam kepada guru maupun orangtua dengan santun | |
BAHASA
3.12-4.12 |
Anak dapat menunjukkan kemampuan keaksaraan awal dalam berbagai bentuk karya | |
SENI
3.15-4.15 |
Aku dapat menampilkan berbagai karya seni dengan berbagai media |
Daftar Pustaka
Apriani, D. (2013). Penerapan Permainan Tradisional Engklek untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B RA Al Hidayah 2 Tarik Sidoarjo. PAUD Teratai, 2
Endang, B., & Halida, H. Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Permainan Engklek Pada Anak Usia 5-6 Tahun (Doctoral dissertation, Tanjungpura University)
Fauzi, U. (2016). Aplikasi Permainan Engklek Bercahaya untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B di TK Dharma Indria 1 Kecamatan Patrang Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 20152016
Muslimah, I. (2018). Permainan Engklek dalam Meningkatkan Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun di RA Al Hikmah Kecamatan Medan Denai. Jurnal Raudhah, 6(2).
Pratiwi, Y., & Kristanto, M. (2014). Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar (Keseimbangan Tubuh) Anak Melalui Permainan Tradisional Engklek Di Kelompok B Tunas Rimba II Tahun Ajaran 20142015.
Nopilayanti, N. K. A., Wiyasa, I. K. N., Negara, I. G. A. O., & Ke, S. P. M. (2016). Penerapan Permainan Tradisional Engklek untuk Mengembangkan Motorik Kasar Anak Kelompok A TK Raisma Putra Denpasar. Jurnal Pendidikan
Hariyani, I. T., & Fitri, N. D. (2018). Pengembangan Permainan Engklek Modern untuk Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Anak Usia Dini sebagai Upaya Mengurangi Kecanduan Game di Smartphone. Prosiding Semnas PPM 20
Apriani, D. (2013). Penerapan Permainan Tradisional Engklek untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B RA Al Hidayah 2 Tarik Sidoarjo. PAUD Teratai, 2(1).