KAJEN, seputarkendal.com – Roda kehidupan terus berjalan meski keadaan yang harus memaksanya untuk dijalani dengan berbagai rintangan. Perjuangan seorang ayah untuk menghidupi anaknya diemban oleh Tarmuji, warga Kabupaten Pekalongan. Pria ini berjualan roti keliling bersama anaknya yang berumur 6,5 tahun yang menderita Kelainan kromosom genetik yang menyebabkan keterlambatan perkembangan dan intelektual. Apa yang dilakukan bapak dua anak ini karena istri yang dicintainya meninggal dunia enam bulan silam.
Seperti inilah keseharian Tarmuji warga Desa Tegaldowo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, mengurus dua anaknya yaitu Fitri Agustina dan Tika Novianti. Tika merupakan anak perempuan yang sudah sekolah menengah, sementara Fitri bocah enam tahun setengah yang mengidap penyakit Down Syndrome Senin (13/01).
Fitri setiap harinya ikut bersama Tarmuji berjualan roti keliling ke Kota Pekalongan dari pagi hingga petang . Fitri sudah ikut ayahnya berjualan sejak 6 bulan lalu semenjak sang istri Sutiyah meninggal dunia akibat penyakit yang diidapnya.
Sementara sang kakak harus bersekolah sehingga setiap hari rumahnya sepi. Keluarga Tarmuji tinggal di daerah langganan air pasang laut atau rob. Saat ini lantai rumah sudah ditinggikan dengan pasir dan batu agar air tidak masuk rumah. Namun kondisinya memprihatinkan. “Atap dan pasir lantai hanya berjarak 1,5 meter saja sehingga saat beraktivias di dalam rumah perlu menunduk,” jelas Tarmuji.
Dia mengaku setiap hari mau tidak mau harus mencukupi kebutuhan hidup dengan jualan roti keliling sambil menggendong putri saya yang nomor dua, selain tidak ada orang di rumah juga kondisinya tidak sehat atau mengidap keterlambatan perkembangan dan intelekual.
Pihak Desa Tegaldowo mengaku sudah mendata dan memberi bantuan kepada keluarga Tarmuji. “Tidak hanya kepada kepala keluarga namun juga terhadap anaknya sebagai pendampingan dari pemerintah,”ujar Kuntari Kaur Kesra Desa Tegaldowo.
Hasil berjualan roti keliling setiap harinya, Tarmuji bisa mengantongi Rp50 sampai 60 ribu tergantung omzet penjualan. Ia mendapat 15 persen dari penjualan roti. Ia hanya berpikir bagaimana menghidupi anak-anaknya bagaimanapun cara yang ditempuh tanpa mengandalkan belas kasihan orang lain.(ant)