KENDAL, seputarkendal.com – Puluhan perajin batu bata di sepanjang Kali Waridin, Brangsong kini sedang bekerja keras membuat batu bata. Pasalnya jelang musim hujan, perajin batu bata sedang menyetok batu bata dalam jumlah besar. Perajin batu bata dipastikan kesulitan memproduksi batu bata pada musim hujan karena matahari jarang bersinar.
Salah satu perajin batu bata Sodik, 60, warga Brangsong mengaku saat ini masih melakukan pekerjaan seperti biasa. Diakui jelang musim hujan perajin batu bata seperti dikejar waktu. Namun karena tenaga yang ada terbatas dia tidak terlalu memaksakan diri menumpuk stok batu bata.
“Kalau saya seadanya saja karena tenaga yang ada tidak mampu membuat batu bata dalam jumlah besar,” ujar Sodik.
Sodik yang dibantu istrinya mengaku tiap hari hanya mampu menghasilkan 500-600 buah batu bata. Batu bata yang dihasilkan baru bisa dibakar setelah dikeringkan dengan sinar matahari selama satu pekan. Sedangkan pada musim hujan batu bata sulit kering karena sering hujan. Bahkan dua minggu batu bata yang diproduksi tidak bisa kering. Untuk membakar batu bata membutuhkan waktu tiga hari. Hasil produksi bata yang sudah dibakar dijual dengan harga bervariasi antara Rp420 ribu hingga Rp500 ribu per seribu buah.
“Jika musim hujan harganya bisa naik hinggs Rp550 ribu per seribu buah,” ujar Sodik.
Perajin lain Bundari, warha Desa Plantaran, Kecamatan Kaliwungu mengaku regenerasi perajin batu bata merah tidak mulus. Sebagian besar anak perajin batu bata enggan meneruskan pekerjaam yang sudah puluhan tahun ditekuninya.
“Anak saya 7 nggak ada yang meneruskan pekerjaan ini. Ya ada yang jadi tentara lainnya di pabrik,” ujar Bundari.
Diakui sebagian besar batu bata produksinya dibeli oleh warga sekitar. Hanya sebagian kecil yang dibeli toko bangunan. (nal)