PEKALONGAN, seputarkendal.com – Lantaran tak kunjung surut dari genangan air sisa hujan, Pemerintah Kota Pekalongan, hari ini Selasa (09/02) menetapkan darurat banjir selama 14 hari ke depan. Banjir selain merendam ribuan rumah warga juga merendam jalan nasional trans Jawa pantura dan juga jalan dalam kota, sehingga aktivitas warga terganggu, kendaraan banyak yang mogok.
Intensitas curah hujan yang masih tinggi masih melanda wiayah Kota Batik Pekalongan dalam beberapa waktu terakhir ini, yang menyebabkan genangan air dan menenggelamkan ribuan rumah warga. Setidaknya terdapat 5.000 jiwa saat ini mengungsi di berbagai lokasi pengungsian yang disediakan pemerintah juga swadaya masyarakat dan para relawan.
Banjir juga merendam jalan pantura Kota Pekalongan, seperti jalan KH Mansyur, jalan raya Tirto atau sekitar 1 km. Akibatnya antrian kendaraan hingga 2 km, karena kendaraan harus jalan pelan dan antri satu persatu. Jumlah pengungsi di Kota dan Kabupaten Pekalongan, total ada lebih dari 5.000 jiwa, tersebar di puluhan titik. Di Kota Pekalongan ada sekitar 3.000 jiwa mengungsi di Stadion Kraton, aula Kecamatan Pekalongan Barat, Masjid Al Karomah SMK N 03, aula Kelurahan Degayu, dan beberapa tempat lain.
Untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan lalu lintas yang panjang di jalur utama menuju ke barat, aparat berusaha mengurai kemacetan. Kapolres Pekalongan Kota AKBP M Irwan Susanto, langsung terjun ke lokasi untuk memberikan tanda peringatan dan mengurai arus lalu lintas, jalan agar tak membahayakan pengguna jalan, karena banyak lubang cukup dalam.
Wakil Walikota Pekalongan Afzan Arslan Djunaidi, menyebutkan saat ini kondisi masih parah dan belum menunjukkan akan surut, Pemerintah Kota Pekalongan menetapkan darurat banjir selama 14 hari ke depan. Fokus penanganan dilakukan ke pengungsi agar tidak kelaparan, dan faktor kesehatan juga diperhatikan. Selain itu upaya evakuasi terus dilakukan di lokasi yang tinggi genangan airnya.
“Penetapan status darurat banjir oleh Pemkot Pekalongan harus dilakukan lantaran hingga saat ini banjir tak kunjung surut,” jatanya.
Menurut petugas medis yang bertugas di posko pengungsian, dokter Ardianai, para pengungsi banyak yang sakit terutama demam, pusing, kembung, dan gatal- gatal. Beberapa pengungsi telah dirujuk ke rumah sakit karena kondisinya perlu penanganan medis lanjutan dan perawatan khsusus.
“Agar warga tetap menjaga protokol kesehatan meski di pengungsian, mereka diminta tetap jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dan tidak berkerumun,” harapnya.
Di Kabupaten Pekalongan ada sekitar 2.000 jiwa mengungsi di beberapa lokasi diantaranya di masjid Dupantex, SD Muhamadiyah Bener, aula Kecamatan Wiradesa, sejumlah tempat lain dan juga rumah warga yang tidak kebanjiran.(ant)