Home Headline Sensasi Kafe ala Belanda Suguhkan Kuliner Nasi Meteng

Sensasi Kafe ala Belanda Suguhkan Kuliner Nasi Meteng

489
0

BATANG, seputarkendal.com – Apa yang terpikir dalam benak saudara manakala mendengar kata-kata Dolly, pasti mengira identik dengan kawasan prostitusi yang sudah dialih fungsikan oleh Pemerintah Kota Surabaya Jawa Timur. Namun berbeda dengan Dolly kali ini, yakni sebuah kafe Ala Belanda yang menjajakan kuliner Nasi Meteng, yang menggugah selera makan kita, terlebih selain menikmati makanan yang sederhana, juga bisa merasakan suasana tengah berada di Netherland, Selasa (11/08).

Deretan bangunan tua peninggalan Belanda yang diberi nama Dolly merupakan rumah dinas pejabat saat itu, menjadikan ciri khas saat menikmati sensasi menu makanan Nasi Meteng. Berada di kompleks PTPN IX Siluwok Subah Desa Sawangan Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang, para pecinta kuliner kerap memburu makanan tradisional tersebut.

Bahan yang digunakan mulai dari buah nangka yang sudah dicacah dijadikan megono, nasi liwet, petai, kacang panjang dipotong kecil-kecil, dan ikan teri serta pembungkusnya dari daun pisang. Setelah disiapkan semua bahannya, satu persatu dimasukkan ditengah gumpalan nasi dijadikan satu untuk dibungkus dengan daun pisang. Setelah itu kemudian dikukus sampai matang, kurang lebih 30 menit.

Daun pisang yang sudah berubah warna menjadi agak kekuning-kuningan tandanya sudah matang, kemudian disiapkan untuk disajikan ke para penikmat kuliner. Lebih mantap lagi dalam menikmati kuliner tersebut ditambah gorengan tempe mendoan.
“Saking cintanya dengan kuliner nasi meteng yang berisi macam-macam lauk tersebut membuat pelanggan jauh-jauh dari Semarang ini kerap mendatangi tempat makan yang menunya banyak varian khas, khususnya nasi yang tengah viral tesebut,” kata Budi Hartanto.

“Menurutnya, tidak hanya makan saja manakala ke tempat yang satu ini juga bisa merasakan suasana di negeri Belanda karena Kafe Dolly sendiri merupakan bangunan tua yang berada satu kompleks perkebunan nusantara sembilan yang semua bangunannya mempunyai nilai sejarah,” tuturnya.

Chef Kafe Dolly menceritakan, bisa dinamakan nasi meteng tersebut dikarenakan bentuknya besar sebagaimana orang hamil atau dengan bahasa jawanya disebut meteng. Dari situlah ide menamakan nasi yang berisi banyak lauk tersebut dengan kata nasi meteng yang kini banyak diburu warga.
“Para pelanggan sebagian besar merupakan pekerja kantoran, mulai dari anggota TNI/Polri, pegawai perbankan dan warga sekitar,” elas Rohmiyati.

“Dengan harga murah meriah dan bervariasi mulai dari ukuran Rp3.000 hingga Rp5.000 perbungkusnya, untuk tempatnya sendiri memang dinamakan Kafe Dolly sebagai mana tulisan di bangunannya yang sudah ada lebih dulu, yang merupakan bangunan tua milik pejabat Belanda dikala itu,” katanya.

Selain makan juga bisa belajar sejarah karena satu kompleks yang kini dijadikan kantor perusahaan plat merah tersebut semuanya merupakan bangunan peninggalan kolonial dengan arsitektur Belanda seperti halnya wisata di kota tua.(ant)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here