KAJEN, seputarkendal.com – Seorang warga Kota Santri yang menjadi pilot burung besi korban kecelakaan udara S-J 182 yang diduga jatuh ke laut dalam keadaan stall, keluarga korban Sriwijaya Air, di Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah, shock mendengar kejadian memilukan, dan sebelumnya sempat diberi firasat. Suasana duka menyelimuti rumah keluarga kru Nam Air yang ikut dalam musibah tersebut, Senin (11/01).
Seperti inilah suasana keluarga besar salah seorang pilot pesawat terbang yang menjadi korban kecelakaan siburung besi tersebut. Salah satu korban adalah, Didik Gunardi, merupakan kru Nam Air yang akan mengambil pesawat di Pontianak. Dia adalah asli warga Desa Srinahan, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah.
Anak ke empat bersaudara dari Roeslani, 79, ini sudah lebih dari 5 tahun menjadi pilot Nam Air yang juga anak perusahaan Sriwijaya Air. Suasana duka terlihat di rumah ini, puluhan warga mendatangi dan menyampaikan duka cita atas kejadian tersebut.
Inda Gunawan, kakak pertama korban, mendapat kabar mengagetkan ini dari kerabatnya di Jakarta. Sampai sekarang masih berharap ada mukjizat dan diberikan yang terbaik untuk adik bungsunya itu,” jelasnya.
“Ayahnya mendapat firasat, sudah beberapa hari ingin bertemu Didik Gunardi, sampai sekarang sang ayah belum diberitahu kejadian memilukan ini karena sudah tua dan sakit,” kata Inda Gunawan.
Korban selama ini dikenal baik dan ramah dengan lingkungan, hampir setiap hari melakukan video call dengan sang ayah untuk mengabarkan kondisinya.
“Didik Gunardi, sejak kecil memang bercita-cita menjadi pilot,” kata Kades Srinahan Kisdiyanto.
Korban sebelumnya sekolah pilot di New Zealand dengan biaya dari Merpati Air, lalu jadi pilot di Merpati Air, dan pindah ke Nam Air sejak lebih dari lima tahun ini. Kakak korban rencananya Minggu sore berangkat ke Jakarta, untuk mendapatkan informasi yang lengkap.(ant)