Home Headline Lepet Kuliner Lebaran dari Ketan Dibungkus Janur Khas Warga Lebo

Lepet Kuliner Lebaran dari Ketan Dibungkus Janur Khas Warga Lebo

964
0

BATANG, seputarkendal.com – Hari Raya Idul Fitri telah tiba. Tidak pas rasanya jika dihari lebaran ini tidak ada kuliner khas yang pada tiap tahunnya pasti ada dimeja makan, seperti ketupat, lontong, dan opor ayam. Namun ada hal yang berbeda dengan warga lainnya. Sebagai tradisi menyambut datangnya lebaran, warga Desa Lebo, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, memiliki kuliner yang khas, yakni Lepet. Berbeda dengan ketupat, Lepet ini terbuat dari beras ketan, yang dibungkus dengan daun kelapa muda atau janur Sabtu (23/05).

Di Desa Lebo, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, ada kuliner khas saat lebaran tiba, yakni Lepet. Kuliner lepet ini sudah menjadi tradisi saat lebaran tiba. Bahkan, tidak afdol atau kurang komplit rasanya jika dimeja makan tidak ada lepet, sebagai teman untuk menyantap opor ayam sayur, sambal goreng kentang, sambal, emping dan taburan bawang goreng.

Lepet sendiri dibuat dari beras ketan yang sudah dicuci bersih lalu dicampur dengan parutan kelapa muda dan kemudian di aduk hingga merata. Setelah bahan siap, lalu siapkan pembungkusnya, yakni daun kelapa muda atau janur. Jangan lupa kita siapkan tali pengikatnya yang terbuat dari serutan pohon bambu muda atau masyakat setempat menyebutnya dengan tutus.

Setelah semuanya disiapkan, janur dipotong kemudian di giling atau dilipat memutar seperti kantung, lalu diisi beras ketan yang sudah di campur parutan kelapa tadi. Setelah penuh terisi, kemudian di beri tali pengikat agar daun janur sebagai pembungkusnya tidak terkelupas.

Setelah selesai membuat lepet, kemudian di pisah menjadi beberapa paketan yang masing masing terdiri dari lima buah Lepet per paketnya. Setelah itu dilanjutkan ke proses pematangan, yakni dengan cara direbus dengan air mendidih. Semua lepet dimasukan ke tungku untuk dimasak hingga matang, kurang lebih satu jam lamanya.

Proses memasak Lepet ini dilakukan dengan menggunakan cara yang tradisional, yakni dandang atau panci besar untuk wadah masak lepet dibakar dengan menggunakan kayu bakar. Hal ini beralasan agar tidak mengurangi rasa khas kuliner tersebut.

Makanan yang satu ini memang kuliner khas tradisi warga Desa Lebo, Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang, sejak zaman nenek moyang. Setiap lebaran hari raya Idul Fitri keluarga Noviyani Mamek ini wajib membuat makanan khas lepet.
“Lepet sendiri dipercaya mengandung makna untuk merekatkan tali persaudaraan, dan agar dosa dosa kita yang terdahulu mohon dilepatkan, atau terhapuskan,” tuturnya.

“Lepet dan ketupat perbedaannya sedikit yakni di bahan bakunya lepet menggunakan beras ketan dan menggunakan tali pengikat, sedangkan ketupat hanya beras biasa seperti lontong,” ujar Noviyani Mamek.

Proses pembuatan lepet keluarga noviyani mamek

Rasanya makanan yang hanya muncul pada saat hari raya Idul Fitri ini memang memang khas, seperti Fadhil Dzakwan sangat menikmati makanan khas yang terbuat dari beras ketan dicampur parutan kelapa dan sedikit garam lalu dibungkus daun janur.

Berbagai makanan disajikan saat merayakan hari raya Idul Fitri 1441 Hijriyah, seperti lepet dan ketupat. k
Kedua makanan ini adalah “wajib” hukumnya saat musim lebaran tiba seperti saat ini.(ant)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here