BATANG, seputarkendal.com – Pandemi Novel Coronavirus Desease 2019 yang tengah berlangsung selama 3 bulan terakhir ini membuat tim gugus tugas bekerja ekstra. Sambut New Normal, protokol kesehatan di fasisilitas umum terus ditambah khususnya pelayanan umum yang bersentuhan langsung ke masyarakat. Putus rantai penularan Covid-19, petugas perekaman KTP Elektronik Dispendukcapil Kabupaten Batang, ada yang berbeda yakni berkostum APD lengkap saat proses pelayanan imput data Rabu (17/06).
Seperti yang tengah berlangsung di 15 kantor layanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Batang. Para petugas, khusus yang melakukan perekaman Kartu Tanda Penduduk Elektronik wajib memberlakukan penggunaan alat pelindung diri lengkap. Memakai baju hasmat, masker, penutup muka transparan, sarung tangan, dan kelengkapan lainnya, petugas senantiasa melakukan perekaman data terhadap warga yang tengah mengajukan permohonan KTP elektronik.
Salah satu warga yang tengah melangsungkan perekaman KTP Elektronik di Unit Pelayanan Kantor Kecamatan Gringsing tersebut sempat kaget melihat petugasnya berkostum tidak seperti biasanya, namun justru dengan dilengkapinya APD disaat pandemi Covid-19. Dirinya merasa nyaman dan lega, tidak was-was terpapar virus dari Wuhan tersebut,” kata Yulia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Batang, Abdul Rohman mengatakan menyambut era New Normal menerapkan aturan baru khususnya para petugas saat melayani warga ada tambahan alat pelindung diri. Yang sebelumnya hanya cukup menyediakan handsanitizer, tempat cuci tangan, dan pengecekan suhu yang disediakan didepan kantor, para petugas dan pengunjung juga wajib bermasker, saat ini khusus petugas perekaman data KTP elektronik wajib mengenakan APD lengkap disaat bersentuhan langsung dengan warga. “Terdapat 15 unit kantor pelayanan yang tersebar di seluruh kantor kecamatan yang ada,” jelas Abdul Rahman.
Namun sangat disayangkan, ditengah tertibnya para petugas dan lengkapnya fasilitas umum di perkantoran pelayanan publik yang dilengkapi standar protokol kesehatan, tidak diimbangi dengan dukungan warga dengan mematuhi anjuran dari petugas. Para warga tidak lagi mempedulikan physical distancing dan cenderung berkerumun.(ant)