Home Headline Gabah Tak Laku Dijual Hanya Rp 2 juta Perhektare

Gabah Tak Laku Dijual Hanya Rp 2 juta Perhektare

669
0

BATANG, seputarkendal.com – Dibuang sayang, dijual tak bisa bikin perut kenyang lebih-lebih untuk modal tanam bakal cari hutangan, mungkin ungkapan seperti itulah yang saat ini dirasakan oleh para petani padi Senin (29/03). Pasalnya, panen yang tengah berlangsung musim ini tidak laku dijual, misalnya ada harganya hanya Rp 2 juta perhektarenya.

Miris melihat penderitaan para petani padi di Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris subur dengan pertanianya. Namun hal tersebut tidaklah sesuai dengan kenyataan, ditengah tingginya biaya produksi pertanian makanan pokok tersebut, hasil panennya tak laku dijual lantaran serangan hama ditambah cuaca ekstrim.

Seperti yang dialami para petani di sejumlah daerah, salah satunya di area pertanian Desa Lebo Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang, Jawa Tengah, ini misalnya. Sebagian besar tanaman padi di daerah tersebut kini kini harganya anjlok sehingga harus menanggung penderitaan, karena hasil panennya tidak laku dijual, misalnya ada yang membeli harganya dikisaran dua juta sampai enam juta rupiah perhektarenya.

Amin Prayitno bersama sang istri dan keluarganya terpaksa harus memanen hasil tanaman padinya sendiri, karena saat ini tidak laku dijual. Harganya sendiri anjlok yakni mencapai Rp 2 juta per setengah hektare atau empat juta perhektarennya. Padahal sebelumnya bisa mencapai dikisaran Rp 18 sampai 20 an juta perhektarenya.

“Ya gimana lagi mau dibuang sayang, dijual murah atau bahkan tidak laku, ya mending kita potong sendiri saja padinya, paling tidak bisa untuk dikonsumsi sendiri meski nantinya untuk biaya produksi harus mutar otak juga,” keluh Amin.

Sementara itu Sumiati turut membantu suaminya lantaran harga padi saat ini sangat memprihatinkan, satu iring atau seperempat hektare hanya laku dijual Rp 500 ribu – sampai Rp 750 ribu.
“Petani padi saat ini semakin menderita, sudah biaya produksi tinggi, pupuk urea mahal dan membelinya dipersulit, ditambah hasil panen hancur lebur,” ungkapnya.

Musim panen saat ini sendiri harga gabah kering panen dikisaran Rp 300 ribu perkuintal, dari sebelumnya bisa Rp 490 sampai Rp 500 ribu perkuitalnya. Anjloknya harga tersebut diduga akibat kualitas padi jelek karena serangan hama yang tak kunjung bisa teratasi dengan baik.

Bantuan dari pemerintah pusat maupun daerah ke para petani yang saat ini tengah dilanda paceklik sangat diharapkan guna mengurangi beban penderitaan para pejuang pangan.(ant)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here