KENDAL, seputarkendal.com – Antusiasme warga Kendal untuk mengikuti jalannya debat publik pasangan calon bupati dan wakil bupati Kendal putaran pertama yang disiarkan secara langsung melalui stasiun TVRI Jawa Tengah, Rabu (18/11/2020) petang, sangat tinggi. Meski tidak bisa datang langsung ke lokasi di Gedung DPRD, warga nekat nonton bareng di posko pemenangan.
Seperti yang tampak di salah satu posko pemenangan paslon nomor urut 2, Ali Nurudin dan Yekti Handayani, di Jambearum, Patebon. Puluhan orang dengan berbagai macam atribut mengikuti acara nonton bareng debat Pilkada melalui tangkapan layar lebar.
Koordinator penyelenggara acara nobar, GM Mashuri mengatakan pihaknya awalnya cuma berniat nonton bareng beberapa orang di posko. Namun menjelang debat yang disiarkan dari gedung DPRD dimulai, berdatangan relawan ke posko minta diadakan nobar.
“Spontan saja. Awalnya cuma nonton bareng kecil-kecilan. Ternyata banyak yang datang. Ada dari relawan Pemuda Pancasila, Rekan, Laskar Kyai Gentho, Kelabang Hitam, Gibas, Buser Indonesia, dan Rajegwesi,” terang Mashuri.
Sementara itu, salah satu pengunjung usai nonton debat mengaku makin mantap memilih paslon Nurani. Dikatakan, Ustad Ali dan Ibu Ani yang berasal dari putra daerah membuktikan lebih paham potensi dan permasalahan Kendal.
“Pertanyaan Pak Ustad Ali dan Bu Ani di segmen tanya jawab terakhir, sangat mengena. Jawaban dari paslon lain, tampak kurang menguasai isu pokok,” terang Nur Chasanah, warga Kelurahan Trompo.
Diterangkan, dalam sesi tanya jawab di segmen kelima, paslon Nurani menanyakan apa yang akan dilakukan untuk persoalan di Desa Wonorejo, Kaliwungu dan Desa Cipluk, Patean.
Oleh paslon nomor 3 dijawab akan memperhatikan kebutuhan warga setempat yang berprofesi sebagai petambak. Sementara oleh paslon 2 dijawab, kepala daerah tidak hanya mengurus 1-2 desa saja.
“Jawaban Pak Ustad dan Bu Ani sangat mengejutkan. Ternyata ada masalah yang lebih krusial di dua desa itu. Wonorejo yang berbatasan langsung dengan KIK terancam rob, dan Cipluk yang terpencil memiliki tanah yang labil. Selain mengungkap permasalahan, Nurani juga menawarkan solusinya,” imbuh dara alumnus PTS di Semarang itu.
Lain lagi, tanggapan Syamsul, warga Patebon, menyebut penampilan Ustad Ali dan Bu Ani menunjukkan pribadi seorang kiai dan pendidik.
Menurutnya, Ustad Ali yang berlatarbelakang pengasuh pesantren menekankan kearifan lokal sebagai landasan pembangunan Kendal menyongsong era industri. Sementara Ani, sambungnya, sebagai guru dan pengusaha menguasai persoalan investasi dan pendidikan.
“Penjelasan Pak Ustad dan Bu Ani sangat mengena karena memang beliau mengalami langsung, jadi sangat paham persoalan. Yang paling mantab, statemen penutup. Beliau mengapresiasi pemimpin-pemimpin sebelumnya dan akan melayani lebih baik lagi untuk menyejahterakan warga Kendal,” terangnya.
Ditanya soal siapa yang menjadi bintang pada debat putaran pertama, Mashuri menyebut Paslon Nurani yang terbaik.
“Memang penilaian itu relatif, tapi saya punya alasan kuat kenapa Nurani yang terbaik. Bagi saya keduanya menjawab apa yang dibutuhkan warga Kendal. Kami butuh pemimpin yang tidak hanya pintar retorika, tapi punya program kerja yang pro warga Kendal. Keberpihakan pak Ustad Ali dan Bu Ani tak diragukan lagi,” ungkapnya.
Cabup Ali Nurudin dan Cawabup Yekti Handayani yang menyambangi posko pemenangan usai mengikuti debat menyampaikan terima kasih atas doa dan dukungan dari para relawan dan tim pemenangan.
Usai dari posko, keduanya menuju pesantren Wasilatul Huda, Gemuh, yang telah siap menyambutnya dengan yel-yel kemenangan. (nal)