BATANG, seputarkendal.com – Pandemi novel coronavirus desease 2019 mengakibatkan kondisi di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Batang, saat ini sepi pembeli. Menurunnya jumlah pengunjung pusat perbelanjaan tradisional berdampak pada harga sayur mayur anjlok sampai lebih dari 65 persen Minggu (16/08).
Meski di Kabupaten Batang, memasuki new normal bahkan Bupati Batang sudah mencanangkan Zero Covid-19, namun imbas dari virus tersebut masih dirasakan oleh para pedagang di sejumlah pasar tradisional yang ada. Pasalnya, para warga sebagian memilih melakukan kegiatan di rumah saja sehingga perekonomian di sejumlah sektor terjadi pergolakan harga yang membuat pasar sepi.
Seperti yang terjadi di Pasar Tradisional Plelen Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang, harga mayoritas jenis sayur mayur saat ini tengah anjlok seperti bayem dari harga semula Rp 5000 turun jadi Rp 2.500 per ikat, kubis dari Rp 4.500 turun harga menjadi Rp 2.000 ribu per kilogramnya. Sayur jenis terong dari harga sebelumnya sekitar Rp 5 ribu kini menjadi Rp 4 ribu per kilogram, cabe kriting dari Rp 40 ribu kini hanya Rp 16 ribu perkilogramnya.
“Turunnya harga sebagian besar jenis sayur mayur karena dampak goronavirus yang mengakibatkan warga lebih memilih tetap di rumah dan menunggu belanja di pedagang keliling,” kata salah satu pembeli Desi.
Sementara itu harga yang sayur mayur yang mengalami penurunan terbanyak dialami sayuran jenis kubis dan cabe rawit kriting. Cabe setan dari Rp 20.000 menjadi Rp 15.000 per kilogram. Kacang panjang dari Rp 8.000 per ikat kini menjadi Rp7.000, daun muncang dari Rp 10.000 menjadi Rp 7.000 per ikat, wortel dari Rp 10.000 menjadi Rp 7.000, timun dari Rp 6.000 menjadi Rp 4.000, tomat dari Rp 6.000 menjadi Rp 4.000 perkilogram, kentang dari Rp 10.000 menjadi Rp 8.000 per kilogram, kangkung dari Rp 4.000 menjadi Rp 4.000 per ikat, cipir dari Rp 2.000 menjadi Rp 1.000 per ikat.
Pedagang sayur mayur sendiri mengaku selama 4 bulan terakhir ini suasana pasar tradisional sepi pengunjung yang berdampak pada barang dagangannya mengalami penurunan omzet penjualan, karena para pembeli memilih di rumah sejak adanya pandemi Covid-19 tengah berlangsung.
“Jualan sepi stok barang melimpah ya berimbas dengan anjloknya harga dari semu jenis sayur mayur khususnya kubis dan cabe,” katanya.
Namun sangat disayangkan, para pengunjung dan pedagang mulai acuhkan protokoler kesehatan dengan tidak bermasker dan berkerumun saat berada di dalam pasar.(ant)