BATANG, seputarkendal.com – H-1 Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriyah, penjualan hewan kurban jenis sapi saat ini terpantau lesu, sepinya penjualan menyebabkan para pedagang mengeluh lantaran omzet menurun hingga 50 persen. Kejadian tersebut lantaran masih terpengaruh dengan pandemi novel coronavirus desease 2019 yang tengah mewabah, menyebabkan perekomonian makin terpuruk Kamis (30/07).
Sebagaimana terpantau di Pasar Hewan Limpung Kabupaten Batang, para pedagang hewan sapi kurban banyak yang mengeluh karena omzet penjualan tidak seperti biasanya. Sehari menjelang lebaran haji para pedagang biasanya merasakan panen karena penjualan hewan sapi untuk keperluan kurban mengalami kenaikan yang signifikan, namun tidak pada lebaran kurban tahun ini yang lesu karena sepi pembeli yang belanja untuk kebutuhan kurban.
Lesunya perdagangan hewan kurban jenis sapi tersebut dirasakan oleh para penjual sejak sebulan terakhir mendekati Hari Raya Idul Adha.
“Biasanya sehari jelang lebaran kurban tersebut bisa menjual lebih dari 100 ekor sapi, namun saat ini baru separuhnya saja,” ungkap Taufik Ikhsanudin.
“Sepinya pasar tersebut dikarenakan adanya Covid-19 yang masih dirasakan masyarakat yang membuat perekonomian hampir di semua sektor terpukul, sehingga daya beli warga menurun drastis,” kata Taufik.
Pedagang hewan kurban yang lainya lebih memprihatinkan lagi, barang daganganya belum ada yang membelinya.
“Biasanya kalau sudah menjelang hari H seperti ini, dirinya sudah kehabisan barang daganganya, setidaknya setiap buka lapak membawa 15 ekor ludes terjual. Dampak Coronavirus memang luar biasa, para pelanggan lebih memilih tidak membelanjakan uangnya untuk kebutuhan kurban,” jelas Surono.
Harga sapi di pasar hewan tradisional Limpung sendiri bervariatif, mulai dari Rp12 juta hingga Rp25 juta per ekor tergantung dari jenis hewan sapinya. Per ekor mengalami kenaikan sekitar Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta per ekor.(ant)