KENDAL, Seputarkendal.com – Buah kluwih selama ini hanya dikonsumsi untuk sayur lodeh dan bening. Namun di tangan kreatif warga Desa Bulak, Kecamatan Rowosari, buah yang memiliki duri lunak ini bisa disulap sebagai abon yang lezat. Ya, namanya abon kluwih. Meski berbahan dasar buah kluwih rasanya tidak kalah dengan abon daging. Abon kluwih bisa menjadi pilihan bagi konsumen yang tidak suka dengan abon daging.
Salah satu pembuat abon kluwih Isfaiyah, 39, mengaku ide membuat abon kluwih terinspirasi dengan pelatihan yang digelar PKK desanya beberapa waktu. Pelatihan menghadirkan pakar kuliner asal Kendal Wiwid BN. Setelah menerima pelatihan selama satu hari dia sudah bisa mempraktikkan cara membuat abon kluwih.
“Rasanya enak seperti abon daging karena aroma kluwihnya nyaris hilang,” ujar Mbak Is -sapaan akrabnya.
Dia mengaku membuat abon kluwih tidak terlalu sulit. Hanya perlu ketelitian dan kesabaran saat membuatnya. Sebab waktunya cukup lama yakni sekitar 3 jam. Bahan baku yang dibutuhkan meliputi buah kluwih, santan, jinten, daun salam, gula merah, rempah-rempah, dan garam.

Dia mengatakan buah kluwih yang sudah dicuci dimasak hingga matang. Buah kluwih tidak perlu dikupas karena lebih mudah dikupas setelah matang.
“Kalau dikupas dulu getahnya agak sulit membersihkannya. Kita pernah praktikkan antara dikupas dahulu atau tidak,” ujarnya.
Lebih lanjut Mbak Is mengatakan setelah matang buah kluwih dipisahkan isinya karena isinya (beton) tidak diikutkan. Buah kluwih yang sudah matang disuwir kecil-kecil sebelum dimasak bersama bumbu yang sudah diuleg.
Langkah selanjutnya adalah buah kluwih yang sudah dalam bentuk kecil-kecil dimasukkan ke dalam wajan bersama bumbu yang sudah disiapkan.
“Terakhir buah kluwih yang sudah diberi bumbu kita goreng hingga matang dan kering,” ujarnya.
Diakui proses menggoreng memerlukan ketelitian dan kesabaran agar tidak gosong. Setelah kering dan matang, abon siap dikonsumsi. Agar tidak terlalu banyak minyak yang menempel perlu dikeringkan dengan alat khusus sehingga benar-benar kering.
Menurutnya meski baru pertama membuat, respon dari rekan-rekannya di dunia maya cukup bagus. Bahkan ada salah satu pekerja migran sempat order di tempatnya.
“Mungkin penasaran aja ingin mencoba rasa abon kluwih seperti apa,” ujarnya.
Ke depan pihaknya akan terus memperbaiki kualitas abon yang dihasilkan. Bahkan pihaknya akan mengurus PIRT ke Dinas Kesehatan agar mudah dijual di pasaran. (nal)