BATANG, seputarkendal.com – Barharap mendapatkan nasib mujur sebagaimana aroma khas dari hasil pohon gaharu yang ditanamnya, para petani pohon bernilai tinggi tersebut justru mengalami nasib yang tak mujur. Pasalnya, dari tawaran yang menggiurkan namun salah urus lantaran tidak paham ilmunya, ribuan pohon gaharu mati dan mereka harus menanggung kerugian hingga milyaran rupiah, Minggu (14/11)
Suasana di perkebunan kecil kini hanya terdapat sisa-sisa pohon gaharu yang dapat menghasilkan banyak rupiah tersebut masih banyak diharapkan oleh para petani, khususnya warga di Kabupaten Batang yang masih minoritas mengembangkan tanaman Agarwood jenis Aquilaria Malaccensis dan Girinop tersebut. Para petani yang mengembangkan pohon gaharu di Batang sendiri terbilang masih langka, namun sudah terdapat ribuan pohon gaharu banyak ditanam untuk dimanfaatkan sebagai varian pilihan dalam dunia pertanian di Indonesia.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah seorang pendamping atau pegiat petani khusus pohon gaharu, Dewi Fortuna di Desa Sempu Kecamatan Limpung Kabupaten Batang, Jawa Tengah, saat memberikan sosialisasi tatacara perawatan dan budidaya pohon yang menjadikan punya nilai jual tinggi. Pasalnya dari pohon tersebut dapat menghasilkan berbagai macam produk olahan mulai dari teh daun gaharu, kopi, sabun, dupa dan masih banyak lagi.
Namun dalam proses penanaman pohon gaharu yang memiliki bau wangi dengan memilik nilai ekonomis hingga mencapai ratusan juta tersebut tidaklah semudah yang kita bayangkan karena membutuhkan keahlian dalam merawat mulai sejak pemilihan bibit, hingga pemberian cairan khusus. Dengan menyuntik atau inakulasi cairan khusus serum selama 5 tahun ke batang pohon gaharu supaya bisa menghasilkan kualitas bagus.
“Pohon Gaharu yang berkualitas bagus barus dipanen setidaknya berusia 5 tahun, namun harus dengan perawatan yang bagus, mulai proses inakulasi tidak sembarangan hingga proses menjadi produk olahan,” tuturnya.
Kurangnya pengalaman atau ilmu dalam menanam pohon gaharu tersebut bisa menjadikan tanaman justru malah mati atau tidak berkualias hanya berakhir menjadi kayu bakar. Seperti yang terjadi di Kabupaten Batang, para petani pohon gaharu yang jumlahnya masih sedikit tersebut menjadi korban promosi cairan serum dari berbagai pihak, dan menyebabkan ribuan pohon dengan biaya parawatan mencapai Rp. 500.000 pertahunnya tersebut kini mati, dan menyebabkan kerugian hingga miliaran rupiah.
Seperti yang dialami salah seorang petani pohon gaharu, Suprapti warga Sempu, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang, tersebut, dirinya dan puluhan temannya kini harus bersabar lagi untuk menunggu usaha inakulasi terbaru yang diharapkan bisa mengobati rasa kekecewaan atas lebih dari seribuan pohon yang salah asuh tersebut. Dengan sistem penanaman serum atau cairan terbaru dengan metode lain yang dibawa oleh Dewi Fortuna, semoga bisa membawa angin segar wanginya berbisnis pohon gaharu yang menghasilkan banyak produk olahan.
Setidaknya dalam menanam dan perawatan pohon gaharu tersebut dalam setahunnya harus mengeluarkan uang sekitar Rp 500.000 per batang pohon sudah tersubsidi pupuk kandang dari ternaknya sendiri, selama hampir 9 tahun sudah dilakoninya, namun akibat salah memilih serum yang disuntikkan ke batang pohon. Sedikitnya seribuan pohon gaharu dari puluhan petani yang ada tidak menghasilkan justru malah pohonnya mati. Akibat dari peristiwa tersebut mereka harus menanggung kerugian diperkirakan mencapai Rp4,5 miliar.
“Ya dihitung saja 1 pohon gaharu modal perawatan Rp 500 ribu pertahunnya kali 100 pohon tiap petani dikali 10 angota paguyuban petani di kalikan selama 9 tahun perawatan bisa tembus lebih dari empat miliar rupiah,”ungkapnya.
Hingga saat ini, kepedulian dari pemerintah setempat khususnya stake holder terkait belum ada yang memperhatikan nasib para pejuang petani gaharu yang kerap menjadi sasaran para pedagang cairan serum. Saat ini para petani yang hanya mandiri dengan komunitasnya tersebut, terus melakukan terobosan supaya bisa mewujudkan impiannya menjadi petani gaharu sukses dengan segala keterbatasan dan kendala yang ada.(ant)