Home Headline Analisis Perkembangan Kemampuan Bahasa Anak Kelompok B di TK Mekar Sari Kandeman

Analisis Perkembangan Kemampuan Bahasa Anak Kelompok B di TK Mekar Sari Kandeman

621
0

Abstrak

Penelitian ini berawal dari rendahnya pemahaman pengembangan bahasa anak pada kelompok B Taman Kanakkanak Mekar Sari Kandeman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perkembangan kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun yang sesuai dengan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) dan (2) mengetahui perkembangan kemampuan bahasa anak kelompok B TK Mekar Sari Mekar Sari Kandeman. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru kelompok B, sebanyak 2 orang. Analisis data menggunakan model interaktif dari Miles dan Huberman dengan komponenkomponennya, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Kesahihan data ditentukan dengan cara triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun pada lingkup perkembangan memahami bahasa dan mengenal keaksaraan sudah memenuhi Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan anak (STPPA), sedangkan pada lingkup perkembangan mengungkapkan bahasa, anak usia 5-6 tahun masih membutuhkan bimbingan guru. Kemampuan bahasa anak kelompok B Taman Kanakkanak Mekar Sari Kandeman, Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa aspek bahasa sangat penting untuk dikembangkan pada setiap anak yang masih dalam tahap perkembangan. Karena kemampuan bahasa anak sangat berpengaruh pada aspek-aspek perkembangan anak yang lain.

Kata Kunci: Anak, TK Mekar Sari, Perkembangan Bahasa

PENDAHULUAN

Perkembangan bahasa pada anak usia dini sangatlah penting karena selain sebagai alat komunikasi, tetapi penting juga untuk tahapan tumbuh kembang dari anak-anak tersebut. Dapat di katakan bahwa kemampuan yang dimiliki setiap anak melalui buku cerita bergambar yang membuat anak paham apa yang dikatakan oleh orang tuanya. Bahkan untuk melakukan perkembangan bahasa terhadap anak dapat dilakukan mulai dari anak masih berada didalam kandungan, maka dari itu banyak calon ibu yang biasanya mengajak calon anaknya berbicara.

Perkembangan bahasa pada anak usia dini merupakan salah satu faktor yang memepengaruhi perkembangan kognitif anak. Semakin anak tumbuh dan berkembang serta mulai mampu memahami lingkungan maka perkembangan bahasa pun semakin berkembang dari tingkat yang sederhana menuju tingkat yang paling kompleks. Perkembangan bahasa sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, karena pemerolehan bahasa itu secara tidak langsung diperoleh melalui lingkungan. Menurut Lenneberg perkembangan bahasa anak berjalan sesuai jadwal biologisnya (Eni Z, 2003: 13).

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan bagian dari pendidikan prasekolah. Pendidikan ini secara khusus telah diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 paasal 28 ayat 1 dinyatakan bahwa PAUD diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Selanjutnya, dinyatakan bahwa PAUD pada jalur formal berbentuk TK Mekar Sari (TK), Roudatul Atfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat (Depdiiknas:2003).

Jadi di dalam kehidupan, bahasa sangatlah penting maka harus ditanamkan sejak usia dini. Hal ini dilakukan supaya anak memiliki kemampuan berbahasa yang baik ketika dewasa nanti. Karena didalam kehidupan sosialnya anak-anak pasti akan mengenal dengan lingkungan sekitarnya. Dengan bahasalah mereka dapat berkomunikasi, maka dari sejak usia dini mereka diajarkan berbahasa agar dapat menyusun kata-kata dan mengeluarkan melalui lisannya sesuai dengan apa yang akan diekspresikannya. Perluasan dan kompleksitas interaksi dengan lingkungan akan sangat mewarnai perkembangan kemampuan berbahasanya (Neugarten, 1976).

terhadap perkembangan bahasa pasti akan berbeda-beda dan akan sejalan terhadap perkembangan biologisnya. Untuk melakukan perkembangan bahasa terhadap anak usia dini, peran orang tua sebagai pendidik utama yaitu dapat mengajarkan berbagai macam kosa kata dan dapat juga mengajak anak melakukan interaksi

Standar isi tentang tingkat pencapaian perkembangan anak sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 137 tahun 2014 pada lingkup perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun secara tegas menjelaskan bahwa pada usia 5-6 tahun perkembangan bahasa yang seharusnya dialami oleh anak yaitu anak dapat memahami bahasa (Mengulang kalimat yang lebih kompleks, Memahami aturan dalam suatu permainan), mengungkapkan bahasa (Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung) serta keaksaraan (Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal). Berdasarkan hasil observasi di TK Mekar Sari Kandeman Kabupaten Batang, ditemukan permasalahan yakni kompetensi atau kemampuan berbahasa belum berkembang dengan baik dan optimal. Pada lingkup perkembangan mengungkapkan bahasa, anak belum mampu mengulangi kembali isi dongeng yang telah didengar, belum dapat menceritakan isi dari berbagai gambar yang dilihantnya, kesulitan untuk untuk mengungkapkan pendapat, kesulitan untk menyebutkan kosa kata dengan benar, dan belum mampu memahami dua perintah secara bersamaan (Hudhana & Fadhillah, 2019).

Kemampuan bahasa anak sangat bergantung faktor kognitif anak, apa yang diketahui anak akan menjadi penentu kemampuan berbahasa verbal dan memahami pesan. Karenanya para ahli bahasa mulai mengatasi struktur kaidah fungsi bahasa dan hubungan bentuk bahasa itu dengan fungsi tersebut. Slobin mengatakan bahwa komplekskitas makna ditentukan oleh perkembangan kognitif dan urutan perkembangannya daripada kompleksitas bahsa itu sendiri. Menurut Slobin, yang menentukan hal ini adalah : 1) Asas fungsional, bahwa perkembangan diikuti oleh perkembangan kemampuan komunikatif dan konseptual, yang beroperasi dalam konjungsu dengan skema batin kognisi. 2) Asas formal, bahwa perkembangan diikuti oleh kapasitas perseptual dan meprosesan informasi yang bekerja dalam konjungsi skema batin tata bahasa. Saat ini menjadi semakin jelas bahwa fungsi bahasa berkembang dengan baik di luar pikiran kognitif dan struktur memori. Dari sini nampak bahwa kontruktivitas sosial menekankan prespektif gungsional. Bahasa pada hakikatnya digunakan untuk komunikasi interaksi seperti fungsi komunikstif bahasa dan untuk menganalisa bahasa dengan baik maka fungsi pragmatic dan komunikatif harus dikaji dengan segala variabelnya Susanto, A. (2017).

Pengenalan bahasa yang lebih dini dibutuhkan untuk memperoleh keterampilan bahasa yang baik. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: intelegensi, status sosial, jenis kelamin, hubungan keluarga, kewibahasaan, kondisi dan kemampuan motorik, sosial ekonomi (Dhieni, 2005). Tinggi rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat lambatnya perkembangan bahasa individu. Anak yang secara sosial budaya berasal dari kalangan atas dan menengah lebih cepat perkembangan bahasanya dari pada anak yang berasal dari kalangan bawah. Hal ini berpulang pada motif kebahasaan yang mereka terima dan adanya penguatan atas respon mereka yang fundamental. Jumlah anak dalam sebuah keluarga dari berbagai jenis jenis kelamin, dan penggunaan dua bahasa yang berbeda, beda, kondisi ekonomi, pola asupana makanan, pola asuh yang baik akan semakin cepat perkembangan bahasa dalam diri anak tersebut. Hal tersebut diperkuat dengan penelitian terdahulu dilakukan oleh Yubaedi Siron berjudul “Analisis Kemampuan Penggunaan Kata Kerja pada Anak Usia 5 Tahun.” Hasil penelitian menunjukan bahwa kata yang dihasilkan oleh anak usia dini sangat banyak. Kata kerja yang diucapkan sudah dapat diketahui dan dipahami oleh teman bermainnya. Anak menggunakan kata kerja masih menggunakan kata dasar. Pengucapan anak dalam menggunakan kalimat masih belum jelas. Penggunaan kata kerja pada anak usia 5 tahun tidak diimbangi dengan penggunaan kalimat lengkap. Dengan demikian, anak perlu distimulasi secara terus menerus terutama pada aspek bahasa (Siron, 2016). Penelitian oleh Putri Hana Pebriana berjudul “Analisis Kemampuan Berbahasa dan Penanaman Moral Pada Anak Usia Dini melalui Metode Mendongeng.” Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui metode mendongeng dapat meningkatkan aspek perkembangan bahasa anak karena dengan mendengarkan cerita dongeng bisa menambah kosakata baru bagi anak selain pesan moral yang terdapat dalam cerita tersebut yang berdampak pada aspek perkembangan nilai-nilai moral dan agama (Pebriana, 2017). Penelitian lainnya dilakukan oleh Rostina berjudul “Analisis Penggunaan Kosakata Pada Kalimat Anak Usia 5-6 Tahun Di Desa Lembah Rewak Kecamatan Jemaja Kabupaten Anambas.” Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk, kosakata pada kalimat yang digunakan anak sudah hampir sempurna dengan kaidah tata bahasa yang baik dan benar. Oleh karena itu, anak perlu distimulasi secara terus menerus terutama pada aspek bahasa. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Efrida Ita dkk yang berjudul “Analisis Perkembangankemampuan Bahasa Anak Kelompok A Taman Kanak-Kanak” hasil penelitian menunjukan bahwa aspek bahasa sangat penting untuk dikembangkan pada setiap anak yang masih dalam tahap perkembangan. Karena kemampuan bahasa anak sangat berpengaruh pada aspek-aspek perkembangan anak yang lain.

Dari beberapa penelitian yang dilakukan diketahui bahwa perkembangan bahasa anak usia dini perlu dianalisis agar dapat diketahui kendala apa saja dalam mengasah perkembangan bahasa pada anak tersebut.

Sesuai dengan paparan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah perkembangan kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun berdasarkan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) dan bagaimana perkembangan kemampuan bahasa anak kelompok B TK Mekar Sari Kandeman dengan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perkembangan kemampuan Bahasa anak usia 5-6 tahun berdasarkan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) dan untuk mengetahui perkembangan kemampuan bahasa anak kelompok B TK Mekar Sari Kandeman Kabupaten Batang.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini menghasilkan gambaran atau melukiskan suatu peristiwa tertentu, dalam hal ini potret atau gambaran mengenai perkembangan kemampuan bahasa anak kelompok B TK Mekar Sari Kandeman Kabupaten Batang.

Melong (2007) menjelaskan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebiih menguatamakan kemampuan peneliti untuk mendalami fokus permasalahan dengan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka”. Sehingga dari definisi tersebut sehingga Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu 1) tahap orientasi. Pada tahap ini peneliti melakukan deskripsi informasi yang diperoleh. 2) tahap seleksi, dimana peneliti menetapkan fokus permasalahan berdasarkan informasi yang diperoleh. 3) tahap seleksi. Peneliti menjabarkan fokus permaslaahan yang ditetapkan kemudian, mengumpulkan data berdasarkan masalah untuk dianalisis.

Tempat penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-kanak Mekar sari kandeman kabupaten Batang dengan waktu penelitian selama dua minggu yang dimulai dari tanggal 22 Juli-5 Agustus 2021. Informan dalam penelitian ini adalah guru kelompok B dan kepala sekolah, dengan informan kunci/key informant adalah guru kelompok B. Pemilihan informan yang dilakukan secara purposive yaitu dengan menentukan kriteria tertentu terhadap orang yang akan dijadikan informan sehingga informasi penelitian dapat terpenuhi.

Metode pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara, observasi, dan dokumentasi, sedangkan instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri yang dibantu dengan pedoman observasi dan pedoman wawancara. Wawancara dilakukan secara terbuka kepada narasumber sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban-jawaban yang memberi kemungkinan untuk mendapatkan data yang lebih valid; metode observasi dilakukan bersama guru pada saat proses pembelajaran berlangsung guna mengobservasi kegiatan-kegiatan yang dialami oleh anak khususnya pada aspek kemampuan berbahasa anak dan metode dokumentasi dilaksanakan dengan melihat dokumen-dokumen pendukung seperti laporan video hasil perkembangan setiap anak yang dikirim melalui WA group  kelas kelompok B.

Kesahihan data dilakukan dengan pengujian akan kebenarannya dalam memperoleh data yang akurat untuk mendukung hasil penelitian. Dalam penelitian ini, kesahihan data dilakukan melalui triangulasi yaitu triangulasi sumber yang dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari beberapa sumber dan triangulasi teknik yaitu membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.

Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses untuk menyederhanakan data sehingga menjadi data yang lebih mudah dipahami. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata yang diperoleh dari hasil wawancara terkait perkembangan kemampuan bahasa anak kelompok B TK Mekar Sari Kandeman Kabupaten Batang. Dalam penelitian ini, analisis data menggunakan model interaktif dengan langkah-langkah yaitu, pengumpulan data: proses pengumpulan data dilakukan di TK Mekar Sari Kandeman Kabupaten Batang melalui kegiatan wawancara bersama guru, observasi bersama guru dan anak, dan orang tua murid serta dokumentasi pada dokumendokumen terkait topik penelitian, reduksi data: proses ini dilakukan untuk menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan data yang telah dikumpulkan, baik selama kegiatan penelitian maupun pada penyusunan data hasil penelitian, penyajian data: bentuk penyajian data disajikan berupa kata-kata deskriptif untuk mempermudah pemahaman tentang perkembangan kemampuan bahasa anak kelompok B, dan penarikan kesimpulan: tahap penarikan kesimpulan dilakukan untuk memaknai perkembangan bahasa anak kelompok B.

HASIL DAN PEMBAHASAN

TK Mekar Sari Kandeman terletak di Desa Kandeman Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang yang didirikan pada tahun 1988 oleh Bapak Slamet Wibowo, SE selaku pendiri Yayasan Dharwa Wanita dengan visi, “Terwujudnya peserta didik bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sikap budi pekerti luhur, mampu berprestasi dalam segala hal menurut kemampuan dan minat anak“ Visi tersebut dapat dimaknai bahwa sejak dini anak perlu distimulasi untuk aspek-aspek perkembangan anak secara bertahap dan terus menerus agar berkembang optimal sehingga melahirkan generasi yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki prestasi sesuai dengan kemampuan anak.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, pada lingkup perkembangan memahami bahasa, anak usia 5-6 tahun sudah bisa memahami dengan cukup baik. Pada lingkup perkembangan mengungkapkan bahasa, anak usia 5-6 tahun sudah bisa mencapainya, tetapi pada aspek Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan, anak usia 5-6 tahun masih membutuhkan bimbingan guru. Pada lingkup perkembangan keaksaraan, anak usia 5-6 tahun sudah bisa mencapainya pada semua aspek. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun, sebagian besar sudah memenuhi Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA).

Melalui hasil observasi diperoleh tambahan informasi tentang perkembangan kemampuan bahasa anak kelompok B dipaparkan pada tabel berikut ini.

Tabel 01. Hasil Observasi Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia 5-6 tahun

Ruang Lingkup Perkembangan Bahasa Anak Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia 5-6 tahun Hasil Penelitian
1. Memahami Bahasa 1.      Mengerti beberapa perintah secara bersamaan

 

2.      Mengulang kalimat yang lebih kompleks

 

 

3.      Memahami aturan dalam suatu permainan

4.      Senang dan menghargai bacaan

Anak sudah dapat memahami beberapa perintah secara bersamaan

Anak kurang mampu mengulang kalimat yang lebih kompleks

 

Anak dapat memehami aturan dalam suatu permainan

Anak sangat senang dan dapat menghargai bacaan

2. Mengungkap Bahasa 1.      Menjawab pertanyaan yang lebih kompleks

 

2.     Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama

 

3.     Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung

4.     Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikatketerangan)

5.     Memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekpresikan ide pada orang lain

 

6.     Melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan

 

 

7.     Menunjukkkan pemahaman konsep-konsep dalam buku cerita

Anak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Guru

Anak dapat menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunya yang sama namun bimbingan dari guru

Anak dapat berkomunikasi dengan guru dan teman sebaya serta mengenal symbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung

Anak dapat menyusun kalimat sederhana dengan lengkap\

 

Anak sudah memiliki kata-kata untuk mengekspresikan ide pada guru maupun teman sebaya

Sebagian anak masih belum bisa melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan oleh guru

 

Anak dapat menunjukkan pemahaman konsep-konsep dalam buku cerita

3. Keaksaraan 1.      Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal

2.      Mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada di sekitarnya

3.      Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama.

 

4.      Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf

 

5.      Membaca nama sendiri

 

6.      Menuliskan nama sendiri

 

7.      Memahami arti kata dalam cerita

Anak dapat menyebutkan huruf yang dikenal

Anak dapat mengenal suara huruf awal dari benda-benda yang ada disekitarnya.

Anak dapat menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama

Anak dapat memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf

Anak dapat membaca namanya sendiri

Anak dapat menuliskan namanya sendiri

Anak dapat memahami arti kata dalam cerita

 

Dari hasil yang diparkan dijelaskan sebagai berikut, pada aspek yang pertama yaitu lingkup perkembangan memahami bahasa dengan aspek yang diamati menyimak perkataan orang lain, mengerti dua perintah yang diberikan secara bersamaan, mengulang kalimat yang lebih kompleks, memahami aturan dalam suatu permainan, senang membaca dan memahami bacaan. Pada lingkup perkembangan ini, anak masih membutuhkan bimbingan dari guru untuk melatih kemampuan anak dalam memahami dua perintah secara bersamaan dan memahami suatu aturan dalam permainan. Lingkup perkembangan yang kedua yaitu mengungkapkan bahasa dengan aspek yang diamati yaitu menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama, berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal symbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung, menyusun kalimat sederhana dalam struktur  lengkap, memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekpresikan ide pada orang lain, melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan, menunjukkan pemahaman konsep-konsep dalam buku cerita. Pada lingkup perkembangan ini, anak-anak sudah bisa dalam beberapa aspek tetapi masih sulit dalam beberapa aspek seperti menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap, melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan, dan ada anak yang masih susah untuk menjawab pertanyaan yang lebih kompleks. Pada lingkup perkembangan yang ketiga yaitu keaksaraan dengan aspek yang diamati yaitu menyebutkan symbol-simbol huruf yang dikenal, mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada di sekitarnya, menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama, memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf. Pada lingkup perkembangan ini, anak sudah bisa mengenal huruf awal dari nama benda-benda yang ada disekitar seperti ayam, bebek, cicak, pohon tetapi masih sulit membedakan antara bunyi dan bentuk huruf.

Dari hasil observasi diperoleh data bahwa perkembangan dari setiap anak berbeda-beda berdasarkakan karakteristik setiap anak. Dari ketiga lingkup perkembangan yang diobservasi dengan aspek yang berbeda-beda, anak masih belum mencapai perkembangan yang sangat baik. Anak mampu memahami aturan dalam suatu permainan, namun belum sepenuhnya memahami sehingga ketika suatu permainan tidak sesuai dengan aturan mainnya, anak hanya mampu melakukan permainan semampunya. Anak kelompok B juga masih sulit membedakan antara bunyi dan bentuk huruf. Kemampuan bahasa anak kelompok B berkembang baik, namun belum optimal sehingga masih Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Berdasarkan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) pada lingkup perkembangan bahasa, anak usia 5-6 tahun harus sudah dapat: 1) memahami perintah, yang termasuk dalam memahami bahasa ialah yang terdiri dari mengerti beberapa perintah secara bersamaan, mengulang kalimat yang lebih kompleks, memahami aturan dalam suatu permainan, senang dan menghargai bacaan. 2) Mampu mengungkapkan bahasa, terdiri dari menjawab pertanyaan yang lebih kompleks, menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama, berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung, menyusun kalimat sederhana dlam struktur lengkap, memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekpresikan ide pada orang lain, melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan, menunjukkan pemahaman konsep-konsep dalam buku. 3) Mampu mengenal keaksaraan terdiri dari menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal, mengenal suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada disekitarnya, menyebutkan kelompok gambar yang, memiliki bunyi/huruf awal yang sama, memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa anak usia 5-6 tahun sudah mampu dalam lingkup perkembangan mengenal keaksaraan tetapi masih membutuhkan bimbingan guru pada lingkup perkembangan mengungkapkan bahasa pada aspek melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan dan lingkup perkembangan memahami bahasa pada aspek mengulang kalimat yang lebih kompleks. Bahasa merupakan salah satu aspek dari enam aspek perkembangan anak usia dini yang harus dikembangkan. Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara, observasi yang didukung dengan dokumen penilaian dari guru, dapat dilihat bahwa perkembangan kemampuan bahasa anak kelompok B TK mekar Sari berkembang baik, Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Pada awal masuk sekolah semester pertama, anak masih sangat kaku untuk berinteraksi dan berkomunikasi, memerlukan proses yang lama bagi anak untuk dapat beradaptasi dengan guru dan teman-temannya. Kemampuan bahasa anak pada awal masuk sekolah masih mulai berkembang bahkan belum berkembang, anak membutuhkan penyesuaian yang lama dalam proses perkembangan bahasa.

Pada semester awal proses belajar atau waktu masih kelompok A, kemampuan anak dalam berbahasa masih belum ada perkembangan, sehingga anak dilatih terus menerus mengenai pengucapan kata, jika anak salah dalam menyebutkan, guru memperbaiki. Agar anak dapat lebih mengerti, guru berbicara disertai dengan ekspresi atau bahasa tubuh. Namun itu semua kembali pada tingkat perkembangan masing-masing anak, karena setiap anak mengalami perkembangan yang berbeda. Ada anak yang dengan mudah untuk merespon dan ada pula yang lambat dalam proses perkembangan. Anak kelompok B sudah dapat memahami perintah yang diberikan guru namun belum memahami kalimat yang lebih kompleks. Anak kelompok B sudah dapat menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap, sudah bisa menjawab dan menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama. Kemampuan anak dalam berkomunikasi dengan orang lain mengalami perkembangan yang cukup baik. Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa anak kelompok B sudah dapat memahami perintah yang diberikan, tetapi masih sulit dalam mengulang kalimat yang lebih kompleks, sudah dapat melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan, anak kelompok B masih sulit antara bunyi dan bentuk huruf. Anak kelompok B juga sudah dapat menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi/huruf awal yang sama walaupun kadang masih perlu bimbingan dari guru.

 

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan kemampuan bahasa anak usia 5-6 tahun berdasarkan Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) pada aspek bahasa adalah anak kelompok B yakni harus mampu memahami bahasa, mampu mengungkapkan bahasa dan mampu mengenal keaksaraan. Kemampuan bahasa yang dimiliki anak kelompok B TK Mekar Sari Kandeman dalam mengungkapkan bahasa melalui berkomunikasi, mengungkapkan pendapat, memahami perintah, mengenal keaksaraan sudah Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan beberapa aspek perkembangan sudah memenuhi kriteria yang ada dalam Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA).

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperlukan saran-saran yang dapat membantu proses perkembangan anak pada kegiatan pembelajaran di sekolah terutama pada aspek pengembangan kemampuan bahasa anak kelompok B usia 5-6 tahun antara lain: 1) Bagi guru. Guru perlu menggunakan metode pengajaran yang bervariasi, menggunakan media yang lebih bervariari sehingga anak didik tidak merasa jenuh dengan aktivitas pembelajaran setiap hari, 2) Bagi sekolah. Sekolah perlu memenuhi fasilitas pembelajaran seperti alat/sumber belajar bagi anak terutama untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak. Di samping itu, pihak sekolah perlu membangun kerja sama dan memelihara hubungan harmonis antara orang tua dan pihak komite agar selalu kompak dalam mendukung program-program sekolah, 3) Bagi dinas pendidikan. Pihak dinas perlu menyelenggarakan kegiatan-kegiatan ilmiah bagi para guru sehingga para guru terus mendapatkan informasi terkini terkait dengan inovasi-inovasi terkini dalam proses pembelajaran. 4) Bagi orang tua. Orang tua perlu melanjutkan program-program yang diprogramkan oleh sekolah untuk anak di rumah.

 

DAFTAR PUSTAKA

PEBRIANA, Putri Hana. Analisis kemampuan berbahasa dan penanaman moral pada anak usia dini melalui metode bercerita. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2017, 1.2: 139-147.

AISYAH, Nurul, et al. Analisis Perkembangan Bahasa Anak Melalui Metode Bercerita Kelompok B Di TK Dharma Wanita Kaliboto Lor Ii Kecamatan Jatiroto Kabupaten Lumajang Tahun Pelajaran 2018/2019. 2018.

ITA, Efrida, et al. Analisis Perkembangan Kemampuan Bahasa Anak Kelompok A Taman Kanak-Kanak Negeri Harapan Bangsa Bajawa,. Al-Athfaal: Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak Usia Dini, 2020, 3.2: 174-186.

OKTAVIANA, Winda, et al. Penerapan Metode Bercerita Berbantuan Media Boneka Tangan Untuk Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Lisan Pada Anak kelompok B Semester Genap TK Kumara Loka Denpasar. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, 2014, 2.1.

HEMAH, Eneng; SAYEKTI, Tri; ATIKAH, Cucu. Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Metode Bercerita Pada Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, 2018, 5.1: 1-14.

ROSALINA, Anita. Peningkatan Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain. Psycho Idea, 2011, 9.1.

Permendikbud137-2014 StandarNasionalPAUD

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here