BATANG – seputarbisnis.id, Ditengah konflik Timur Tengah yang mempengaruhi dunia perdagangan Internasional, perusahaan sepatu di Indonesia terus tumbuh dan berkembang, siap menggeser posisi Vietnam sebagai pemain footwear terbesar. Penanaman Modal Asing atau PMA dari Taiwan mendirikan perusahaanya di Kawasan PSN KITB Kabupaten Batang, Jawa Tengah, kini resmi beroperasi dan siap berkompetisi di Uni Eropa, Amerika, dan belahan dunia lainya, dengan serapan tenaga kerja mencapai belasan ribu, Senin (05/08).
Setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo belum lama ini, Proyek Strategis Nasional Kawasan Industri Terpadu Batang, saat ini resmi beroperasi sebagai kawasan perinsudtrian untuk perusahaan asing. Salah satunya perusahaan sepatu yang bakal menyerap tenaga kerja lokal hingga hingga belasan ribu bekerja di pabrik produsen alas kaki kelas dunia, dengan berbagai merek ternama.
Chung Te Li mengatakan, Yih Quan Footwear merupakan pabrik sepatu Internasional dengan nilai investasinya mencapai Rp 1,7 triliun, yang merupakan kelompok binis dari Lai Yih Group, resmi beroperasi di KITB, yang diresmikan langsung oleh President Director Lai Yih Group, dan merupakan pabrik pertama di Indonesia.
“Lebih dari 20 tahun berinvestasi di Vietnam, saat ini grup Lai Yih mendirikan industri padat karya yang meneyerap banyak tenaga kerja yakni, sekitar 13.000 tenaga kerja dalam kurun waktu 5 tahun kedepan,”ujarnya.
General Manager PT Nike Indonesia, Joseph Warren menyelamati Laiyih Group yang telah menyelesaikan rencana membangun fasilitas produksi pertama di Indonesia, Sabtu (03/08).
“Laiyih merupakan partner Kami sejak lama. Mereka memiliki spesialisasi dalam produksi alas kaki merek Converse. Mereka adalah salah satu partner yang kami percaya karena dapat menjaga kualitas produk sesuai dengan kualitas dan mutu, dan proses produksinya dapat mengikuti standar sustainability yang kami minta, baik dari sisi perlindungan lingkungan hidup maupun pekerja,” katanya,
Sementara itu, Staf Khusus Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Bara Krisna Hasibuan mengatakan, Indonesia dalam produsen alas kaki kategori bagus, dengan pertumbuhanya sangat signifikan. PMA dalam bidang padat karya seperti produsen sepatu ini, yang bisa menyerap banyak tenaga kerja, juga bakal menggeser Vietnam yang saat ini berada di posisi nomor satu pemaian Footwear terbesar didunia, dibawahnya ada Indonesia.
“Tak heran kalau Vietnam berada diperingkat pertama, karena sudah ada perjanjian perdagangan bebas atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa sehingga produknya hanya dikenakan biaya 3 persen saja, sementara untuk produk dari Indonesia masih tinggi yakni sekitar 11 sampai 13 persen, semoga kedepan bisa sejajar dengan Vietnam yang merupakan anggota asean tersebut,”ungkapnya.
Kementrian Perdagangan RI saat ini tengah menyelesaikan negosiasi perjanjian kerja sama CEPA, dan stabilitas Timur Tengah khususnya konflik Palestina-Israel segera mereda, bakal mempengaruhi iklim perdagangan atau bisnis dunia semakin bagus, dan tarifnya juga bisa rendah.,”pungkasnya.(ant)