KOTA PEKALONGAN – Kesal tak kunjung ada kepastian, warga pesisir Kota Batik blokir proyek Nasional pembangunan tanggul pantai Slamaran, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, kembali terjadi. Sejumlah pemilik tanah yang menjadi korban penyerobotan lahan kesal kerap dijanjikan tanpa pernah mendapatkan ganti untung, alhasil pekerjaan proyek pun terhenti karena tidak ada akses masuk, Rabu (17/05).
Sejumlah warga pemilik tanah yang terdampak proyek pembangunan tanggul pantai di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, memblokir akses masuk proyek nasional yang berdiri di atas lahan warga. Akibat akses ditutup warga, puluhan truk pengangkut material terpaksa harus putar balik, dan pekerjaan fisik di lokasi pun terhenti.
Salah satu pemilik lahan, Shohidin mengatakan keberatan tanah miliknya diberikan cuma-cuma tanpa ada ganti untung, sebelumnya warga hanya tahu lahan yang terdampak proyek hanya satu meter, namun ternyata hampir seluruh lahan dijadikan tanggul. Ironisnya sebelum aksi dilakukan warga mendapat kiriman surat pernyataan yang bersedia menghibahkan tanah untuk kepentingan Negara, yakni proyek pengendalian banjir dan rob paket II Loji – Banger dengan anggaran pembangunan sebesar Rp 1,24 triliun, sehingga warga takut menandatangani.
“Kita khawatir proses ganti rugi lahan kok sampai Desember, sedangkan proyeknya sudah hampir selesai, nantinya kalau hak warga belum direalisasi mau mengadu ke siapa jika pekerjaan tanggul tersebut selesai,”ujarnya.
Shohidin tidak sendiri, nasib yang serupa juga menimpa Haji Subkhan yang mendapatkan surat pernyataan hibah tanah. Melalui kuasa hukumnya, Zaenudin menjelaskan tanah kliennya seluas 1,5 hektare terdampak proyek tersebut. Dimana satu hektare di antaranya sudah berubah menjadi tanggul pantai, sehingga aksi blokir akan tetap dilakukan sampai mendapatkan ganti untung yang adil.
“Prihatin belum ada kejelasan ganti rugi lahan terkait proyek tanggul senilai triliunan rupiah tersebut akan terus didampingi atas perjuangan warga,”jelasnya.
Sejauh ini para korban sudah memendam ketakutan tidak akan mendapatkan ganti untung karena proyek akan rampung pada tahun ini, sementara proses ganti untung tidak ada kejelasan maupun kepastian.(ant