KENDAL, seputarkendal.com – Merasa dipermainkan oleh kebijakan Pemerintah Daerah setempat, ratusan pedagang yang menempati pasar relokasi di eks Terminal Bahurekso Kendal, nekat membuka lapak di bahu jalan pantura, sekitar Pasar Weleri yang terbakar. Akibatnya sejumlah gerobak dagangan terpaksa diangkut petugas gabungan dari Satpol PP, TNI POLRI da nada pula yang dibongkar sendiri dan dibawa pulang pedagang, Rabus (06/04)
Puluhan petugas gabungan dari Satuan Polisi Pamong Praja Pemerintah Daerah Kendal, Jawa Tengah, dibantu TNI dan Polri, tengah bersiaga di eks pasar tradisional Weleri yang terbakar 2 tahun lalu. Pasalnya, ratusan pedagang yang kehilangan pendapatan akibat kebakaran pasar dan di relokasi di terminal Bahurekso yang dianggap sepi tersebut nekat menggelar dagangannya di bahu jalan nasional Trans Jawa, meski berbahaya dan bakal diangkut petugas namun hal tersebut tidak hiraukan oleh mereka yang mengandalkan hidupnya dari jualan.
Salah seorang pedagang buah yang membuka lapak daganganya di bahu jalan depan pasar Weleri yang terbakar, Sutoyo mengaku terpaksa berjualan di pinggir jalan Pantura, karena ditempatnya jualan yakni pasar relokasi sepi nyaris tidak laku dagangannya. Meskipun begitu mereka kucing-kucingan dengan para petugas, dan untuk menghindari gerobak atau lapaknya diangkut petugas, memilih dibongkar dan dibawa pulang menggunakan sepeda motor.
“Dari pada lapak jualannya diangkut petugas Satpol PP mendingan kita bongkar sendiri lebih aman, dan dibawa pulang untuk jualan di rumah,”ucapnya.
Pedagang daging ayam potong, Raminah tetap membandel dan berjualan dibahu jalan, kalau mengandalkan jualan di pasar relokasi di terminal Bahurekso tersebut, tidak laku ditengah harga kebutuhan pokok yang terus menunjukkan tren kenaikan harga pada Ramadhan. Meski berbahaya di pinggir jalan dan rasa was-was dengan petugas, mau gimana lagi supaya dagangannya laku tetap bertahan kembali lagi jualan di depan pasar Weleri lama demi sesuap nasi.
“Kita mencari nafkah tidak mencuri janganlah para petugas mengangkut lapak jualan yang berada di bahu jalan depan Pasar Weleri yang terbakar tersebut,” katanya.
Ketua Aliansi Pedagang Pasar Weleri, Ahmad Zamzuri mengaku, sampai saat ini dirinya tidak tahu keinginan Pemerintah Kabupaten Kendal, meminta para pedagang pindah di tempat baru relokasi yang berada di eks terminal Bahurekso, namun jauh dari keramaian yang berdampak sepinya pembeli. Sudah lebih dari 3 bulan para pedagang mengeluhkan pendapatan yang semakin tidak jelas mengakibatkan ratusan pedagang tetap nekat membuka lapak jualanya di trotoar dan bahu jalan pantura lingkungan eks terminal pasar Weleri yang terbakar.
“Kedatangan petugas gabungan tersebut memberikan imbauan sampai pukul 15.00 WIB ke para pedagang, supaya lapaknya segera dipindahkan ke pasar relokasi, sebanyak 8 gerobak pedagang yang ditinggal pedagangannya terpaksa diangkut petugas untuk dipindah ke relokasi pasar darurat,” katanya.
Sampai saat ini kejelasan pembangunan pasar tradisional Weleri yang terbakar tersebut belum jelas kapan akan dimulai. Sementara itu sejumlah option yang ditawarkan ke pemerintah selain tempat relokasi terminal Bahurekso, para pedagang minta ditempatkan di Pasar Weleri II atau di terminal kendaraan barang yang berada tak jauh dari pasar terbakar, tak didengar oleh Pemerintah.(ant)