KENDAL, seputarkendal.com – Demi mendapatkan beras murah dalam operasi pasar yang digelar Perum Bulog dan Dinas Perdagangan Koperasi UKM Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, para emak-emak kawatir kehabisan, saling serobot dalam antrean dan adapula yang terpaksa gigit jari lantaran tidak kebagian. Hal tersebut dikarenakan saat ini harga makanan pokok rakyat Indonesia tengah melambung tinggi, sehingga usaha intervensi harga tersebut langsung diserbu warga, Kamis (09/02).
Berjubel dan saling serobot dalam antrean berlangsung saat proses pengambilan kupon dan pengambilan beras medium ukuran 5 kilogram yang digelar di pasar tradisional Kabupaten Kendal. Pihak Bulog bekerjasama dengan Disdagkop UKM setempat, menyiapkan 2 ton beras dalam operasi yang berlangsung di 5 pasar tradisional tersebar 5 Kecamatan.
Seperti salah satu warga Bandengan, Kecamatan Kendal Kota, Sumiati mengaku ikut mengantri lantaran harga beras saat ini tembus Rp 12.500 perkilogram, dari sebelumnya hanya dikisaran Rp 9.000 sampai Rp 10.000 perkilogram. Adanya operasi pasar murah sangat membantu dirinya yang merupakan masyarakat kecil, meskipun dengan kualitas beras medium, setidaknya bisa mengurangi beban hidup untuk makan sehari-hari.
“Beras yang ditebus tersebut prosesnya harus mendaftar mengambil kupon lalu ditukarkan dengan beras satu kantong isi 5 kilogram dengan harga Rp 8.500 perkilogram,”katanya.
Berbeda dengan Fatma, ketidak tahuanya syarat pembelian beras dalam operasi pasar murah tersebut harus menggunakan kupon, membuat tidak kebagian jatah, sehingga terpaksa pulang dengan tangan hampa. Padahal di rumahnya stok beras sudah menipis, terpaksa pasrah menerima keadaan dalam serba kekurangan.
“Tidak tahu kalau harus meminta kupon dulu supaya mendapatkan beras dengan harga murah tersebut,”ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Kendal, Ferinando Rad Bonay mengatakan, dalam usaha penstabilan harga, operasi pasar dari Bulog dan Disdagkop UKM sebar 2 ton beras dengan harga Rp 8.500 perkilogram. Harga beras sejak awal tahun sampai saat ini sudah naik sebanyak 3 kali dari Rp 10.500, Rp 11.000, dan terakhir Rp 12.500 perkilogramnya.
“Dari 2 ton beras yang digunakan untuk penekanan harga di pasar, tersebar di Pasar Kendal, Kaliwungu, Boja, Sukorejo, dan Weleri,” jelasnya.
Fery menambahkan, saat ini minyak subsidi dari kementerian pusat yakni Minyakita memang tengah terjadi kelangkaan dipasaran, karena proses dari pusat belum jelas. Pemerintah meminta supaya para eksportir minyak goreng harus memberi space untuk mendistribusikan ke dalam negeri juga.(ant)