BATANG, seputarkendal.com – Masih belum selesai dan ditinggal pergi oleh pemborong, proses rehab bangunan 5 Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, kini terbengkelai. Akibatnya para peserta didik terpaksa belajar ditempat tak layak menyebar di rumah penduduk, rumah ibadah dan kantor Balai Desa, 1 ruang digunakan untuk 2 rombongan belajar dengan pembatas papan tripleks serta duduk beralaskan lantai yang dingin, Selasa (22/03).
Proses kegiatan belajar mengajar di lima sekolah yang menerima bantuan rehab terpaksa melaksanakan KBM numpang di sejumlah tempat yang berada disekitarnya, mulai dari rumah penduduk, rumah ibadah, hingga kantor balai desa. Para pelajar tersebut kini terpaksa belajar ditempat seadaanya tanpa tempat duduk, hanya beralaskan lantai keramik yang dingin.
Seperti yang dikeluhkan oleh salah seorang pelajar Sekolah Dasar Negeri 1 Plelen Kecamatan Gringsing, Dava Tirta, kelas V SD saat ini sudah beberapa bulan ini terpaksa belajar sambil lesehan, dan bercampur dengan kelas lain dalam satu ruangan, dikarenakan gedung sekolah tengah diperbaiki. Mau tidak mau untuk sementara harus menikmati kondisi belajar dengan suasana tak biasanya di ruangan khusus, ada meja dan kursi.
“Sejak belajar dengan alas lantai keramik, memang tidak nyaman dan kedinginan, terlebih kalau pas turun hujan seperti yang terjadi akhir-akhir ini, semoga segera bisa kembali belajar normal,” tuturnya.
Sementara itu, salah seorang wali murid kelas III, Alpiyah ikut prihatin melihat situasi yang tengah berlangsung, rehab gedung bangunan SD Negeri Plelen I belum ada kejelasan kapan selesainya. Akibatnya para anak didik saat terpaksa mengungsi numpang ke rumah warga dan tempat ibadah yang tak jauh dari gedung yang tengah diperbaiki.
“Sejak akhir 2021 sampai saat ini anaknya terpaksa belajar di rumah penduduk, sebelumnya bulan lalu direncanakan sudah selesai, namun sampai sekarang kondisi bangunan belum bisa ditempati, semoga saja tidak berlarut-laru sampai setahun lamanya,”katanya.
Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Batang, Lany Dwi Rejeki mengatakan, memang terdapat 5 Sekolah Dasar yang saat ini proses rehab belum selesai karena pihak pemborong tidak bertanggung jawab, meninggalkan pekerjaan yang belum selesai. Untuk ini rekanan kontraktor yang menanganinya langsung masuk daftar black list artinya ke depan tidak bisa mengikuti lelang proyek pembangunan di berbagai daerah.
“Untuk penyelesaian rehab tersebut, sudah dianggarkan lagi pada perubahan RAPBD, sehingga bisa dipastikan tahun ini akan dilanjutkan dan bisa segera ditempati untuk KBM normal,” jelasnya.
Dari 5 paket Sekolah Dasar yang mendapatkan bantuan rehab dipegang satu rekanan dari Cimahi Tasikmalaya, yang saat ini sudah mendapatkan sanksi karena tidak menyelesaikan pekerjaan. Semoga rekanan penggantinya kedepan bisa komitmen dalam bekerja, tidak berhenti ditengah jalan.(ant)