BATANG – Umumnya peserta karnaval menampilkan kostum dan kreativitas terbaiknya, namun berbeda di Desa Selokarto Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, dimanfaatkan untuk menampilkan poster dengan nada sindiran terhadap Pemerintahan Desa. Sebagai bentuk kekecewaan warga terhadap penyelenggara Pemerintah Desa, karena banyak infrastruktur fasilitas umum banyak yang rusak tak kunjung diperbaiki, ditengah guyuran anggaran Dana Desa, Rabu (23/08).
Peserta karnaval dalam rangka pesta kemerdekaan HUT Proklamasi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-78, masyarakat di Nusantara berpesta pora dengan berbagai macam kegiatan, perlombaan maupun pawai kirab budaya. Namun di Desa Selokarto, Kecamatan Pecalungan, ada yang berbeda, ditengah meriahnya 17 an, sejumlah warga dari perwakilan padukuhan dengan penampilan kostum sederhana sembari menunjukkan poster dengan nada sindirin bentuk protes terhadap pemerintah desa setempat.
Poster yang dibawa selama karnaval tersebut bertuliskan, jalan di desaku bodol atau rusak parah, wajahnya mulus tak seperti jalan desaku, jangan hanya menebar janji, dan masih banyak lagi nada sindirian yang disampaikan dalam bentuk poster.
Ketua panitia Suwito mengatakan, karnaval tahun ini yang paling meriah, setelah sebelumnya selama 2 tahun berhenti lantaran masih pandemi Covid-19. Ada 9 dukuh dan organisasi serta para seniman turut serta memeriahkan karnaval hari proklamasi tersebut.
“Untuk perayaan HUT kemerdekaan RI pada tahun ini, terbilang sangat meriah, karena sebelumnya tidak diperbolehkan pemerintah berkerumun selama Covid-19,” katanya.

Sementara itu anggota DPRD Kabupaten Batang dari PDI Perjuangan, Muhammad Zaenudin mengungkapkan sangat mengapresiasi atas terlenggaranya kegiatan bersama bersama masyarakat untuk memeriahkan agustusan dalam bentuka karnaval. Tidak hanya itu, sebagai senior PSHT, ikut berbangga, karena tidak hanya belajar beladiri saja, juga rasa nasionalisme
diwujudkan dengan ikut menjadi peserta pawai budaya dengan menunjukkan sejumlah atraksi seperti memeragakan silat, memecahkan herbel yang tersusun dengan tangan kosong, serta menggunakan Kepala, Minggu (20/08).
Setidaknya 200-an anggota Persaudaraan Setia Hati Teratai yang ada di Desa Selokarto turut serta, dan semoga tetap kompak dalam berorganisasi serta bermasyarakat mengawal pemerintahan desa.
Ribuan warga dengan berbagai kostum serta tampilan yang menarik, tumpah ruah di lapangan sepak bola Desa Selokarto untuk karnaval mengelilingi desa, dengan jalan kaki serta sebagian menggunakan kendaraan.(ant)