BATANG, seputarkendal.com – Diduga tidak sesuai spek standar mutu bangunan dengan anggaran yang bersumber dari aspirasi Dewan, petani meminta proses pembangunan pondasi sungai Sipin Desa Lebo Kecamatan Gringsing Batang, supaya dikaji ulang. Pasalnya, dalam proses konstruksi bagian dasar untuk pondasi tersebut hanya terdapat lapisan pasir tanpa adanya semen dan dinilai kedalaman galian masih kurang dari atas lumpur lantaran daerah banjir sehingga rawan erosi, Kamis (15/09).
Proses pembangunan pondasi sungai Sipin yang perupakan perbatasan Desa Lebo dan Gringsing Kabupaten Batang, yang bersumber dari APBD aspirasi DPRD Provinsi Jawa Tengah, dengan nilai Rp225 juta. Proyek tersebut dengan volume panjang 112 meter, ketinggian 130 centi meter, ketebalan bawah 50 centi meter dan yang atas 40 centi meter, dengan kedalaman pondasi dari atas lumpur 50 centi meter tersebut menuai protes dari petani.
Menurut salah satu petani, Subari mengatakan sungai Sipin tersebut tergolong daerah rawan banjir ketika memasuki musim hujan dan alhamdulillah saat ini tengah dilangsungkan pembangunan pondasi atau senderan sungai. Namun saat dilihat, sejumlah permasalahan timbul khususnya kualitas bangunan diduga kurang memenuhi standar mutu, karena pada proses pondasi bagian dasar hanya dilapisi pasir saja tanpa diberi adukan semen, sehingga dikhawatirkan rawan roboh tak kuat menahan limpahan air banjir.
“Tidak adanya adukan semen dan kurang dalamnya galian pondasi pada paket pekerjaan tersebut terancam erosi karena terlalu dangkal, pelaksana proyek diminta untuk memperhatikan manfaat jangka panjang, bagi para petani dan masyarakat Desa Lebo,” tuturnya.
Sementara itu pelaksana proyek pekerjaan pondasi sungai Sipin, Prayitno mengatakan kegiatan pembangunan yang tengah berlangsung tersebut sumber anggaran dari bantuan Provinsi melalui aspirasi anggota DPRD dari Partai Golkar M Sholeh. Terkait keluhan warga dalam hal ini petani untuk kualitas bangunan yang dianggap kurang memenuhi spek tersebut tidak benar, proses pembangunan mengikuti gambar dari perencanaan dengan kualitas sesuai aturan.
“Adanya petani yang mengeluhkan adanya bagian dasar pondasi bangunan hanya pasir yang rawan erosi, kita berterimakasih, justru menjadikan koreksi buat pelaksana supaya lebih bagus dalam membangun desanya,” ujarnya.
Sungai Sipin tersebut merupakan batas desa sisi timur antara Lebo dan Desa Gringsing, yang kondisinya mulai menyempit dari sebelumnya lebarnya sekitar 5 meter, namun sempat menyisakan 2 meter saja, sehingga tak heran kalau tiap musim penghujan menjadi langganan banjir.(ant)