KENDAL, seputarkendal.com – Panic buying akhir-akhir ini melanda masyarakat Indonesia diberbagai daerah, di tengah isu kenaikan harga BBM, para penjual gas di tingkat pengecer di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, mengeluh atas langkanya gas LPG 3 kg di pasaran. Penjual menilai pasokan gas tabung melon tersebut, lebih cepat habis di tingkat pengecer dalam sepekan terakhir sehingga terjadi kelangkaan, sementara itu dari pihak Pertamina sendiri belum ada penambahan kuota untuk pangkalan, Sabtu (03/09).
Setelah digegerkan dengan antrean di setiap SPBU lantaran adanya isu harga BBM naik, kini keberadaan bahan bakar kebutuhan dapur LPG 3 Kg langka di pasaran. Berdasarkan data dari Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kendal, kuota gas melon atau LPG 3 kilogram untuk Kabupaten Kendal tahun 2022 ada penambahan dibanding tahun 2021, namun penambahan untuk pangkalan belum ada.
Kepala Bidang Perdagangan Disdagkop dan UKM Kendal, Abdul Aziz mengatakan, stok gas 3 Kilogram di wilayahnya masih cenderung aman. Namun diakui, pada bulan-bulan tertentu permintaan di masyarakat mengalami kenaikan, seperti menjelang hari besar, kuota LPG 3 kilogram tahun 2021 sebanyak 9.546.000 tabung, atau per bulan 795.500 tabung.
“Sedangkan kuota tahun 2022 sebanyak 10.026.000 tabung, atau 835.500 tabung per bulan, dengan demikian kuotanya ada penambahan sebanyak 480.000 tabung dibandingkan tahun sebelumnya, namun untuk pengecer atau pangkalan masih sama”katanya.
Salah satu pengecer gas untuk masyarakat miskin tersebut, Wika pemilik toko penjual gas eceran mengakui, pada pekan ini memang banyak pembeli gas 3 kilogram. Ia yang mendapat pasokan tetap sebanyak 30 tabung tiap minggunya, pada pekan ini dalam tiga hari sudah habis.
“Kita tidak tahu kenapa terjadi kelangkaan LPG di lapangan, seperti pada pekan ini saja stok gas di tingkat pengecer, lebih cepat habis,” jelasnya.
Peran serta pemerintah dalam melakukan pengawasan peredaran bahan bakar bersubsidi jenis gas tabung 3 kilogram yang urgen dilakukan, pasalnya kebutuhan utama dapur tersebut, keberadaanya kita sulit didapatkan. Terlebih masyarakat kalangan menengah keatas juga turut serta menikmati LPG bersubsidi, sehingga tak menutup kemungkinan kuota yang peruntukkan untuk warga miskin berkurang.(ant)