BATANG, seputarkendal.com – Makin menyusutnya cadangan minyak dunia dan pemanasan global akibat perubahan iklim yang berimplikasi pada polusi udara semakin meningkat, sejumlah innovasi terus dikembangkan, salah satunya mobil dengan bahan bakar ramah lingkungan. Dalam mendukung hal tersebut, Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah Implementasikan industri produk baterai dengan nilai investasi ratusan triliun rupiah, dimulai dan diresmikan langsung ground breaking oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Rabu (08/06).
Proyek Strategis Nasional (PSN) di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah, saat ini terus menunjukan tren positif, ditengah pemulihan ekonomi dunia usai dilanda Pandemi Covid-19. Meskipun begitu geliat para investor lokal maupun PMA tidak mau kecolongan dalam memanfaatkan lahan yang sudah disiapkan oleh KITB, yakni seluas lebih dari 4300 hektare dengan harga yang kompetitif dibanding Negara ASEAN lainnya. Kawasan ini dikelola oleh konsorsium BUMN dan Perusda, yang terdiri dari PT Kawasan Industri Wijayakusuma, PT PP (Persero) Tbk, PT Kawasan Industri Wijayakusuma dan Perumda Batang.
Kelebihan Kawasan Industri Terpadu Batang ini sangat minim akan adanya konflik sosial, juga lokasinya yang strategis terdapat Gerbang Tol Trans Jawa, dekat Jalur Nasional Pantura, Stasiun Logistik Kereta Api, Sumber listrik PLTU Ujungnegoro (terbesar se Asia tenggara) dan Pelabuhan yang berada di Pantai Utara Jawa, sehingga tidak heran menjadi tujuan utama para tenan jatuh hati menambatkan modalnya di KITB.
Menindaklanjuti penandatanganan Nota Kesepahaman antara Kementerian Investasi/ BKPM dan LG Energy Solution pada 18 Desember 2020 tentang Kerjasama Investasi Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Grand Package, serta pelaksanaan Groundbreaking pabrik baterai PT. HKML Baterai Indonesia (saat ini berganti nama menjadi HLI Green Power) di Karawang Jawa Barat. Realisasi proyek investasi strategis (Grand Package) dengan total investasi sebesar USD 9,8 miliar di Halmahera Timur dan Kawasan Industri Terpadu Batang dimaksud terus berlanjut.
LG Konsorsium akan bermitra dengan perusahaan BUMN Indonesia di seluruh rantai nilai produksi, sebagaimana yang tengah berlangsung Seremoni Implementasi Tahap Kedua Industri Baterai Listrik Terintegrasi, yang dilaksanakan pada Rabu (08/06) dihadiri langsung oleh Perusahaan Konsorsium Presiden LG Energy Solution MR. Bang Soo Lee, sebagai bentuk komitmen. Dalam seremoni implementasi tahap kedua Baterai Listrik tersebut dihadiri langsung Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Turut hadir pula dalam seremoni ini yaitu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan perwakilan darI Pemerintah Republik Korea yaitu Duta Besar Republik Korea untuk Indonesia Park Tae-sung.
Menurut Direktur Utama KITB, Galih Saksono mengungkapkan, ketertarikan para tenant dalam memastikan untuk menanamkan modalnya di Proyek Strategis Nasional Kawasan Industri Terpadu Batang Tersebut karena banyak faktor, lahan murah, minim konflik sosial dan UMR yang kompetitif, serta didukung dengan sarana dan prasarana yang cukup lengkap sebagai pendukung dalam menjalankan perusahaan dari luar negeri relokasi ke Indonesia khususnya Kawasan Industry Terpadu Batang. Hal ini terjawab dengan mulai dibangunnya pabrik dari Korea Selatan KCC Glass dengan nilai Investasi lebih dari Rp 5 triliun atau 350 juta USD, kaveling lahan seluas 46 hektare, padahal sebelumnya sempat melirik ke Malaysia hingga akhirnya memutuskan ke KITB, diikuti oleh 5 tenant lainnya.
“Implementasi Rencana Tahap Kedua Industri Baterai Listrik Terintegrasi diperkirakan bakal menyerap 6000 tenaga kerja, sehingga masyarakat lokal bisa merasakan manfaatnya adanya KITB,” tuturnya.
Dari tenant idustri yang sudah masuk, mulai dari KCC Glass, Rumah Keramik Indonesia, Yih Quan Footwear, dan 3 tenant lainnya, bakal membutuhkan puluhan ribu tenaga kerja, untuk itu SDM mulai dari sekarang harus benar-benar disiapkan. Pertengahan atau akhir 2023 kebutuhan tenaga kerja mulai dilakukan perekrutan di sejumlah perusahaan yang akan selesai masa konstruksinya.(ant)