BATANG, seputarkendal.com – Proyek Strategis Nasional Kawasan Industri berlokasi di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, yang mendapat kucuran APBN Triliunan Rupiah tersebut, diharapkan bisa menghadirkan banyak investor untuk menanamkan modalnya dan berimplikasi pada serapan tenaga kerja yang besar, untuk warga sekitar. Namun berjalannya waktu, investor kecewa terhadap oknum Direksi KITB yang tidak profesional dalam menjalankan amanat Negara, dalam mengelola proyek besar PSN tersebut, Senin (08/08).
Kucuran besar Anggaran Pendapatan Belanja Negara di kawasan PSN Kawasan Industri Terpadu Batang, untuk mendirikan kawasan di lahan PTPN siluwok IX, sudah mulai dilirik para pengusaha, baik dari dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya. Penggunaan lahan milik BUMN tersebut duharapkan bisa meminimalisir konflik sosial yang berkepanjangan, namun sejumlah permasalahan mulai muncul, justru dari internal pengelola kawasan yang diduga sarat kepentingan.
Seorang pengusaha lokal The Kongdan Resto, Juhara Sulaeman, mengatakan pihaknya terkejut bangunan yang sudah didirikan masuk tahap finishing, berada di sisi utara kantor marketing Galery KITB mendadak ada perintah dari pejabat PP Pusat sekira akhir Januari untuk direlokasi gedung tersebut, dan dibangunkan kembali oleh BUMN sebagai tanggung jawab, dilokasi yang berbeda dengan deadline rekonstruksi dalam penandatanganan kontrak kerja sama akhir Mei, atau 3 bulan setelah PKS. Karena sudah tidak sesuai lagi dengan kesepakatan dan kondisi bangunan yang tengah dibangun ulang saat ini mangkrak atau berhenti ditahap penyusunan rangka baja, pihaknya meminta Badan Usaha Milik Negara PP atau KITB untuk mengganti uang saja, yang mencapai miliaran rupiah.
“Kita tidak mau ribut, lantaran sudah melanggar kesepakatan bersama yang sudah ditanda tangani Direktur Utama KITB dari Kongdan Resto meminta ganti uang saja,”jelasnya.

Sementara itu, Direktur Utama Kawasan Industri Terpadu Batang, Galih Saksono, usai menerima kunjungan dari kementrian mengatakan, untuk restoran Kongdan Resto yang berada disisi utara Marketing Galery supaya direlokasi ke lahan komersil area yang lebih dekat dengan market atau bangunan pabrik siap pakai. Terkait adanya masalah Direksi dengan pihak investor atau pengusaha resto tersebut dibantahnya, karena semua berjalan dan bangunan fisik sebagai ganti rekonstruksi masih berjalan.
“Dengan dipindahkannya resto kongdan diharapkan bisa lebih mendekati pasar, dengan target akhir tahun bisa beroperasi, atau serah terima, saat ini konstruksi masih berlangsung,”ujarnya.
Pernyataan Dirut KITB terkait rekonstruksi relokasi Kongdan Resto masih berjalan tidak sesuai fakta dilapangan yang sudah berhenti alias mangkrak. Belum mulai beroperasi Kawasan Industri Proyek Strategis Nasional yang menggunakan lahan milik negara diharapkan tidak menimbulkan gejolak masyarakat. Namun malah dari internal direksi KITB diduga kuat justru sarat akan kepentingan, bertolak belakang dengan program Presiden Ramah Investasi, ditengah gencarnya pemerintah pusat dalam melayani masyaraat dan pengusaha supaya bisa sinergi dengan mempermudah segala perijinan.(ant)