KENDAL, seputarkendal.com – Ditengah pemulihan ekonomi dengan harga tembakau di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, saat ini terus melambung yakni Rp 42.000 perkilogramnya, namun hal tersebut dibarengi dengan fasilitas perawatan yang kian sulit. Pasalnya, para petani mengeluhkan sulitnya mendapat pupuk bersubsidi, yang berimplikasi terhadap tingginya biaya produksi yang harus dikeluarkan, karena terpaksa menggunakan pupuk nonsubsidi yang harganya lebih mahal, Kamis (08/09).
Para petani bahan baku rokok tersebut saat ini tengah gembira karena harga jual tembakau terus mengalami lonjakan, kondisi hasil tanaman tembakau selain kualitas yang baik juga harga lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sehingga menjadi angin segar bagi para petani. Namun hal tersebut tidak dibarengi dengan biaya produksi yang terus mengalami kenaikan, terlebih para petani terpaksa membeli pupuk nonsubsidi, dikarenakan pupuk bantuan pemerintah yang bersubsidi semakin sulit didapatkan.
Kepala Desa Jungsemi, Kecamatan Kangkung, Kendal, Dasuki mengatakan tanaman tembakau hasil produksi para petani di desanya kali ini cukup bagus karena tidak terkena penyakit. Selain juga cuaca sangat mendukung karena tidak terjadi hujan besar di siang hari sehingga daun tembakau sesuai yang diinginkan pembeli.
“Di Desa Jungsemi sendiri sekitar 50 persen lahannya digunakan warga untuk menanam tembakau, untuk harga panen tahun ini kisaran Rp 40.000 sampai Rp 42.000 per kilogramnya, meskipun harga tembakau tahun ini naik namun para petani masih mengeluhkan sulitnya mendapat pupuk,” katanya.
Dasuki menambahkan, dibanding tahun lalu yang hanya Rp 32.000 tahun ini lebih baik karena petani bisa menjual Rp 42.000 perkilogram, tetapi petani tembakau sekarang ini mengalami kesulitan terkait mahalnya harga pupuk.(ant)