BATANG, seputarkendal.com – Mayoritas harga kebutuhan pokok diberbagai daerah saat ini terus mengalami tren kenaikan, tidak terkecuali daging ayam potong, saat ini tembus lebih dari 40 ribu rupiah perkilogramnya. Akibat dari mahalnya harga, para warga terpaksa mengurangi jumlah belanja dan lebih memilih membeli jeroan yang merupakan tempat reproduksi kotoran karena lebih murah, Selasa (07/06).
Seperti yang terjadi di salah satu pasar tradisional di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, tren kenaikan harga tidak hanya dikeluhkan para warga atau konsumen, juga para pedagang mengaku sangat merasakan dampak dari naiknya harga ayam potong yang berimplikasi pada omzet penjualan turun drastis. Usai lebaran idul fitri sempat stabil, namun tidak berlangsung lama, daging ayam potong sendiri harganya saat ini terus meroket tajam, bahkan tiap harinya mengalami pergerakan harga, yakni dari normalnya hanya dikisaran 28 sampai 30 an ribu rupiah perkilogramnya, saat ini tembus ke harga Rp 40 ribu perkilogram, bahkan dari pemasok sudah memberi tahu terlebih dahulu kalau besoknya akan dinaikkan lagi harganya.
Melambungnya harga daging ayam sangat memukul masyarakat, ditengah usaha pemulihan ekonomi pasca Pandemi Covid-19, langsung dihantam dengan harga sembako yang terus mengalami tren kanaikan harga. Seperti yang terjadi pada komoditi tersebut, yang terus mengalami pergolakan harga dan cenderung naik.
Hal tersebut disikapi masyarakat, seperti yang dialami Eni, dengan menekan konsumsi belanja daging lebih sedikit dari sebelumnya, atau bahkan lebih memilih membeli jeroan seperti, usus, rempelo, hati dan ceker, karena lebih murah harganya.
“Daging ayam semakin mahal tak terjangkau bagi kalangan menengah kebawah, ya bagaimana lagi terpaksa harus mengurangi jumlah belanja atau kita pilih usus aja yang lebih murah,”tuturnya.
Suasana prihatin tidak hanya dialami para konsumen atau masyarakat yang menghadapi kenaikan harga sejumlah sembako, seperti salah satu pedagang daging ayam potong, Asih mengatakan, sejak terjadinya tren kenaikan harga dirinya terus mengalami penurunan omzet yang cukup signifikan. Pasalnya dari sebelumnya dalam sehari bisa menghabiskan dagangannya dalam waktu lebih cepat, dengan omzet penjualan sedikitnya 50 kilogram, saat ini hanya bisa menjual dikisaran 25 sampai 30 kilogram.
“Perharinya harga daging ayam terus mengalami perubahan dan cenderung naik, dari pemasok juga sudah memberi tahu kalau DO besok akan naik lagi harganya, mereka beralasan saat ini harga pakan harganya mahal yang berdampak pada kenaikan harga daging,”ungkapnya.
Hukum ekonomi terjadi jika ada salah satu produk yang berhubungan terjadi kenaikan, bisa dipastikan akan berimbas pada produk lain yang berkaitan langsung merasakan dan kenaikan harga tidak bisa terelakkan lagi. Peran serta pemerintah dalam menstabilkan harga dengan intervensi harga di pasaran sangat dinanti oleh masyarakat, supaya tidak makin meroket dan terkendali, sehingga tidak memberatkan beban warga di tengah pemulihan ekonomi.(ant)