BATANG, seputarkendal.com – Cuaca buruk disertai gagalnya panen di negara produsen kedelai impor dari Amerika Serikat, mengakibatkan suplai berkurang dan harganya terus melambung tinggi. Para perajin tahu tempe banyak yang berhenti produksi dan berimplikasi ke omzet penjualan menurun drastis Rabu (23/02).
Dampak dari mahalnya harga bahan baku tahu tempe selain dirasakan oleh para perajin, juga para penjual di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, juga turut merasakan akibat dari situasi pasar yang lesu yang berimplikasi menurunnya omzet penjualan. Hal tersebut dialami oleh pemilik toko yang khusus menjual kacang-kacangan, mulai dari kedelai, jagung, kacang hijau dan sebagainya.
Sepertri yang diungkapkan oleh Paul, sejak terjadi tren kenaikan harga kedelai dari pemasok dari yang sebelumnya bisa menjual dikisaran Rp 9000 hingga Rp 10.000 perkilogramnya, saat ini terpaksa dinaikkan menjadi dikisaran Rp 11.000 perkilogramnya, kemungkinan naik masih bisa terjadi. Akibatnya, para pembeli yang mayoritas merupakan para pengerajin tahu tempe berkurang dan bahkan ada pelanggan yang terpaksa berhenti produksi dan memengaruhi omzet penjualan dari perhari bisa laku sedikitnya 5 karung isi 50 Kg per karungnya saat ini hanya 3 karung itupun susah sekali.
“Tren kenaikan harga tersebut dipicu lantaran pengiriman barang dari negara asal Amerika Serikat terkendala cuaca dan diperparah dari petani tengah berlangsung gagal panen,” kata Paul.
Tahu tempe yang merupakan makanan favorit dari semua kalangan masyarakat Indonesia yang berbahan baku dari kedelai, kini dipasaran ukurannya makin kecil, bahkan terkadang juga sulit dijumpai pedagang yang menjajakan makanan tersebut.(ant)