BATANG, seputarkendal.com – Ditengah sulitnya pupuk urea dan semakin mahalnya biaya bertani yang tak seimbang dengan pendapatan, para petani holtikultura di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mendapat angin segar. Pasalnya, produk pertanian jenis kacang tanah di Kecamatan Subah kini mempunyai pasar yang jelas yakni mencukupi pasar domestik dan bakal masuk ekspor, Jumat (11/11).
Kondisi lahan yang subur dan luas serta melimpahnya pasokan air sangat mendukung dunia pertanian di Kabupaten Batang untuk menghasilkan produk berkualitas, meski dihantui dengan biaya produksi yang tinggi dan sulitnya mendapatkan pupuk urea, sempat pesimistis menghadapi keadaan. Ditengah keterbatasan dan penderitaan para petani, angota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Komisi A dari PDI Perjuangan, M Zaenudin memberikan perhatianya dalam membangkitkan semangat pahlawan pangan untuk selalu bertani, karena peluang pasar kian luas dan memberikan kepastian pendapatan secara optimal dan sustainable.
Muhamad Zaenudin mengungkapkan sebagai wakil rakyat sangat miris melihat dunia pertanian yang saat ini disokong anggaran dari Kementrian Pertanian Republik Indonesi dalam jumlah besar, namun belum begitu siginifikan manfaatnya dirasakan oleh para petani di lapangan, khususnya biaya produksi tidak seimbang dengan hasil yang didapatkan. Supaya mendapatkan kejelasan pasar, gandeng eksportir lokal untuk melakukan pendampingan dan support produksi kacang tanah yang berkualitas untuk memenuhi pasar internasional di berbagai negara di Asia, Amerika dan Eropa membutuhkan jutaan ton tiap harinya.
“Dengan kejelasan pasar setidaknya derita petani semakin berkurang dan syukur bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah yang stabil dan menguntungkan, sehingga kendala yang selama ini dihadapi, selain pupuk dan penghasilan minus, akses jalan juga akan segera diperbaiki supaya perputaran ekonomi cepat dan kompetitif,”ungkapnya.

Salah seorang petani setelah mengikuti kegiatan pertemuan kemitraan komoditas kacang tanah, dengan agenda mendukung kegiatan pengawalan pengembangan potensi ekspor tanaman pangan berlangsung di Desa Menjangan, Kecamatan Subah, Batang, Suprapto mengatakan, saat ini kendala utama petani di Batang, yakni pupuk semakin mahal dan langka, juga masalah penjualan hasil pertanian yang tidak stabil dan cenderung menurun. Terlebih kondisi jalan akses menuju ke area lahan sulit yang berimplikasi terhadap meningkatnya biaya produksi semakin mahal namun dari petani harganya rusak.
“Dengan adanya pasar yang jelas dan dilakukan pendampingan, semakin bertambah semangat dalam bertani jenis kacang tanah,” katanya.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang, Susilo Heru Yuwono mengungkapkan, untuk mendukung kegiatan petani, pihaknya selalu berkoordinasi khususnya para petani pangan komoditas kacang-kacangan. Sebelumnya hanya asal-asalan dalam menanam kacang, saat ini bakal mendapatkan pendampingan untuk menghasilkan produk berkualitas karena bakal mendapatkan pasar nasional untuk suplai kebutuhan pabrik dan ekspor.
“Petani kacang di Batang masih rendah yakni hanya dikisaran 1 sampai 2 ton perhektare, dan kedepan dengan adanya kepedulian yang maksimal dengan metode baru bisa menghasilkan 5 sampai 6 ton perhektarenya,”ujarnya.
Sementara itu, eksportir dari PT Guna Nusa Era Mandiri, Chandra Kristianto menjelaskan, kegiatan ini selain dilihat hanya seperti bisnis to bisnis saja, namun tanpa disadari bakal saling menguntungkan karena terjalin link and match antara petani sebagai produsen yang mendapatkan dukungan dari perusahaan, sedangkan eksportirnya menjembatani sebagai penyalur ke pasar nasional maupun internasional. Kualitas kacang yang sesuai kebutuhan pasar yakni varietas biji dua seperti takar dan kancil yang diminati pasar global seperti, Singapura, Malaysia, Hongkong, Amerika, Kanada, dan Inggris.
“Kebutuhan kacang perharinya mencapai 100 ton, sehingga momen tersebut sangat cocok dalam membantu ikut menyejahterakan para petani di Indonesia khususnya di Kabupaten Batang,”jelasnya.
Dalam memenuhi pasar, pertahun ada 7.000 ton kacang yang dijadikan produk makanan olahan siap konsumsi, pihaknya siap terima dari petani di Batang ditargetkan bisa memenuhi 20 ton perharinya,” tukasnya.(ant)