KENDAL, seputarkendal.com – 2 tahun dilanda Pandemi Covid-19 yang mewabah seantero dunia tentunya berimplikasi terhadap ancaman resesi perekonomian Internasional, membuat tiap negara dihantui rasa kecemasan. Namun berbeda dengan situasi dalam Negeri Indonesia, meskipun ikut terdampak, namun di Kawasan Industri Kendal Jawa Tengah nilai ekspor tembus Rp1 Triliun dan pertumbuhan investasi naik sampai 30 persen, Selasa (15/11).
Ditengah ancaman dan ketidakstabilan perekonomian dunia yang menjadi isu hangat dalam KTT G-20 di Bali, serta kurang bagusnya hubungan antar negara besar dampak perang Rusia-Ukraina, kondisi perekonomian duniapun ikut terguncang. Beruntung, meski situasi yang tidak menentu perekomian Indonesia masih mengalami pertumbuhan positif dengan berbagai stimulasi dari negara untuk menekan inflasi.
Proses recoveri pasca pandemi yang masih berlangsung berimplikasi terhadap ekspor impor kian menggeliat, seperti yang dialami perusahaan borine yang bergerak di bidang elektronik ini mulai melakukan ekspor perdana ke China dan Amerika Utara. Diharapkan dengan adanya penjualan barang dalam negeri ke manca negara ini, bisa mengawali kebangkitan perekonomian di Indonesia khususnya di Kendal.
Bupati Kendal Dico Mahtado Ganinduto mengatakan untuk pemulihan perekonomian di Indonesia kita perlu mendorong ekspor maupun investasi lebih banyak lagi. Hari ini Borine melakukan ekspor perdana sekaligus akan membangun pabrik tahap dua seluas 8 hektare di 2023.
“Sebagaimana visi dan misi yang pro investasi, nanti para pengusaha di Kendal yang mengalami kendala bisa langsung koordinasi ke Pemda supaya bisa diselesaikan,” katanya.
Sementara itu Presiden Direktur Kawasan Industri Kendal, Stanley Ang menjelaskan, kegiatan ekspor perdana dari PT Borine Technology Indonesia tersebut sebagai implementasi menunjukkan terhadap pasar dunia khususnya Indonesia sudah semakin baik usai pandemi covid-19. Sedikitnya pertumbuhan investasi di KIK mengalami tren kenaikan yang mencapai 30 persen dengan nilai ekspor sampai data terakhir bulan Agustus sudah tembus Rp1 triliun.
“Sampai akhir Oktober sudah 80 investor atau tenant mendirikan bangunan perusahaannya di kawasan industri yang dikelola bersama Indonesia-Singapore atau setara dengan nilai setara dengan Rp 32,8 triliun atau sekitar USD 21 miliar,” jelasnya.
Pemerintah Kabupaten Kendal ke depan akan mengoptimalkan pengembangan dan pengoperasian pelabuhan yang sudah ada di utara KIK untuk lebih baik lagi, mengingat pertumbuhan investasi yang mencapai puluhan triliun rupiah yang berimplikasi terhadap serapan tenaga kerja untuk kesejahteraan masyarakat.(ant)